April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Maryani Divonis Tujuh Tahun Penjara Usai Bayi Majikannya Ditemukan Tak Bernyawa

2 min read

ApakabarOnline.com – Nasib kurang beruntung menimpa seorang pekerja migran Indonesia yang jobnya mengasuh bayi. Pasalnya, rewelnya bayi yang diasuh PMI tersebut, berbanding lurus dengan cerewetnya majikan yang setiap saat menekan dan membuat PMI yang berasal dari cibinong ini merasa sangat tertekan.

Hakim Hoo Sheau Peng di Pengadilan Singapura kemarin (22/11/2018) siang menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara bagi  bernama Maryani Usman Utar, 25 tahun, karena dianggap telah membunuh bayi majikannya pada Mei 2016 silam.

Dilansir dari laman Channel News Asian (22/11/2018), dalam sidang pengadilan Maryani mengaku bersalah. Dia memukul leher si bayi hingga meninggal kemudian ditinggal pergi menemui keluarganya yang sedang berkunjung ke Singapura.

Maryani bekerja di keluarga Teo Kok eng, 46 tahun dan istrinya pada Januari 2015. Tugas utamanya adalah mengasuh Richelle, bayi majikannya berusia satu tahun.

Pada tengah malam 8 Mei 2016 Maryani hendak tidur ketika dia mendengar suara gedebuk diikuti suara tangisan Richelle yang tidur dengan dia.

Nasib 2 PMI Yang Terancam Hukuman Mati

Menurut fakta persidangan, Maryani kemudian melihat ke bawah dan bayi itu sudah jatuh tertelungkup di lantai. Dia kemudian mengangkat bayi itu lalu menepuk-nepuknya sampai si bayi tertidur lagi sekitar satu setengah jam.

Tapi kemudian sekitar pukul 02.00 bayi itu bangun dan menangis. Maryani lalu membuatkannya susu tapi si bayi kemudian muntah dan mengenai pakaian Maryani dan baju si bayi sendiri.

Richelle mulai menangis kencang meski Maryani sudah menepuk-nepuk untuk menenangkannya. Tapi si bayi tidak juga berhenti menangis sampai Maryani kesal karena dia sangat mengantuk.

Pada saat itulah Maryani memukul leher sebelah kiri si bayi dengan sekuat tenaga supaya dia berhenti menangis sekaligus melampiaskan kemarahannya terhadap ibu Richelle.

Menurut pengacara Maryani, PMI ini sebelumnya sudah dua kali mengajukan pindah kerja kepada agen tenaga kerja yang mengirimnya karena dia tidak tahan bekerja di rumah itu. Tapi permohonannya ditolak. Maryani juga merasa stres bekerja dengan nyonya Teo yang memarahinya.

Setelah dipukul tangis Richell justru kian keras. Maryani lalu memegang leher belakang si bayi sekuat tenaga selama sekitar setengah jam dan menekan tangan kanannya di sisi lain leher Richelle.

Akhirnya bayi itu berhenti menangis dan Maryani melepaskan pegangan itu sampai mata Richelle tertutup.

Setelah itu Maryani menaruh si bayi di tempat tidur kemudian membersihkan baju Richelle dan mengganti pakaiannya yang juga kotor. Maryani lalu tidur tanpa memeriksa kondisi Richelle.

Pagi esoknya Maryani keluar rumah pukul 07.50 karena dia hari itu libur dan akan menemui keluarganya yang datang ke Singapura.

Ayah Richelle kemudian memeriksa kondisi bayinya pukul 09.00 karena jam itu biasanya si bayi makan. Dia melihat leher kiri putrinya menghitam dan tangan kirinya sampai kaki juga berwarna gelap. Ketika menyentuh tangan kiri dan kaki putrinya Teo merasa tangan dan kaki itu dingin. Dia kemudian memeriksa hidung anaknya, tidak ada napas.

Teo lalu panik dan membawa bayinya keluar dan menelepon istri serta polisi. Dia lalu meminta bantuan tetangga untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Richelle dinyatakan meninggal tidak lama dari pukul 10.00 setibanya mereka di rumah sakit.

Maryani kemudian ditangkap pukul 13.00 di Taman Merlion. []

Advertisement
Advertisement