Tanpa Diduga, Mahasiswi Asal Hong Kong Teman Kuliah Hanif Adalah Putri Majikan Ibunya
KARANGANYAR – “Saya menjadi tahu, kalau ternyata Angela itu putri majikan ibu saya di Hong Kong saat tanpa sengaja, kami ngobrol dan bertukar cerita. Angela bilang, pengasuh saya sejak dia masih TK adalah seorang pekerja migran Indonesia. Dia bilang orangnya baik, sudah seperti keluarga sendiri.” tutur Mohammad Hanif (23) saat mengawali percakapan dengan ApakabarOnline.com.
“Terus saya juga cerita, kalau saya sejak usia TK ditinggal pergi ibu saya ke Hong Kong untuk mengasuh anaknya orang Hong Kong yang kataanya juga seusia dengan saya. Dia kaget, tidak menyangka, saya yang anaknya seorang PRT di Hong Kong bisa sekolah di sana (Australia). Lalu entah kenapa saya menunjukkan foto ibu saya ke Angela, saya bilang ke dia, ini ibu saya, pahlawan saya yang membuat hidup saya bisa seperti sekarang” lanjut Hanif.
“Usai Angela melihat foto ibu saya, dia terkejut bukan main, dia bilang ibumu juga menjadi ibuku sambil tersenyum, tapi menangis terisak” katanya.
Dari saling bercerita itulah, awal segalanya terbuka, ternyata yang membuat Angela tercengang setelah melihat foto ibunya Hanif, karena pekerja migran Indonesia yang disebut Angela telah mengasuh dirinya sejak masih TK hingga sekarang masih bekerja di rumahnya adalah Sundari (52), ibunya Hanif.
“Kami sama-sama terkejut, setelah sama-sama mengetahui. Subhanallah, kok bisa, anak majikan dan anak pembantunya bertemu di Universitas yang sama” kenang Hanif.
Hanif, merupakan anak kedua pasangan almarhum Sunoto dengan Sundari. Peristiwa tragis kecelakaan lalu lintas di jalur pantura wilayah Brebes yang terjadi pada tahun 1997 saat rombongan keluarga Sunoto, Sundari, Hanif dan almarhumah Fitri kakak Hanif saat mudik lebaran, ternyata menjadi mudik ke Karanganyar untuk seterusnya bagi Hanif dan Sundari.
Usai kecelakaan tersebut, Sundari yang kehilangan suami dan anak pertamanya jatuh dalam kesulitan ekonomi saat melanjutkan kehidupannya di kampung kelahiran Sundari, Desa Kwangsan Kecamatan Jumopolo Kabupaten Karanganyar yang dekat dengan perbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
Setelah setahun menjanda, Sundari memutuskan untuk berangkat bekerja ke Hong Kong demi masa depan Hanif, yang sejak saat itu menjadi putra sematawayang Sundari. Seolah dimudahkan Allah SWT, Sundari sejak akhir 1998 hingga sekarang, tetap bekerja di majikan yang sama di Hong Kong pada keluarga Hong Kong bermarga Ho.
“Awal saya bekerja di sini, saya itu sering dibuat trenyuh ingat Hanif terus karena saya salah satu jobnya ngasuh Mei Mei (Angela Ho). Usianya sepantaran, hanya beda bulan kelahiran.” tutur Sundari kepada ApakabarOnline.com.
“Setiap hari saya berdoa, puasa senin kamis, supaya Hanif, anak saya satu-satunya, gantungan hidup saya satu-satunya, harapan saya di hari tua satu-satunya bisa menjadi orang yang berilmu, bisa menjadi sandaran yang menyelamatkan saya dunia akhirat” lanjutnya.
Gayung bersambut, ihtiyar dan tawakal Sundari selama 20-an tahun akhirnya pelan-pelan dikabulkan Allah SWT. Berawal dari bagusnya prestasi akademik Hanif sejak bangku SD, hingga dirinya lulus dari sebuah SMA plus yang berbasis pesantren modern, dan mengantarkannya untuk mendapatkan beasiswa di University Of Queensland Fakultas Engineering Jurusan Arsitektur dan Teknologi Informatika.
“Demi Allah mas, saya tidak tahu kalau Mei Mei dan Hanif bertemu di tempat kuliah yang sama. Saya ini orang bodoh, tidak bisa bahasa Inggris, mengingat nama tempat kuliah anak saya di Australia saja saya sulit, apalagi menyebutnya. Universitas apa tadi, pokoknya itulah namanya” tutur Sundari sambil terkekeh.
“Saya tahunya itu, tiba-tiba majikan saya memanggil saya pas dia pulang kerja. Saya disuruh duduk, majikan perempuan saya tersenyum melihat saya sambil matanya berkaca-kaca. Saya kan bingung ada apa ini” kenang Sundari.
Sore itu, majikan perempuan Sundari menunjukkan foto Angela yang disebelahnya ada Hanif.
“Saya kaget bukan main mas, saya kucek-kucek mata saya, saya lihat potonya tetap Hanif dan Mei Mei (Angela). Terus majikan saya tanya ke saya, kamu tahu mereka sekarang ada dimana ? Saya hanya geleng-geleng saja. Perasaan saya melihat foto itu takut mas, takut masa Angela dibawa lari Hanif, tapi apa mungkin” lanjutnya.
Sundari menambahkan, petang itu, majikan perempuannya membuka cerita yang mereka selama ini tidak mengetahui, ternyata Hanif dan Angela menjadi mahasiswa di Universitas yang sama di Austrasia. Bedanya, Hanif masuk Universitas tersebut lewat jalur beasiswa sehingga selain gratis, biaya hidup bulanan juga mendapat tunjangan, sedangkan Angela Ho masuk ke Universitas tersebut sepenuhnya dengan biaya sendiri.
Memahami apa yang terjadi sebenarnya, Sundari tak henti-hentinya menangis bahagia, sampai-sampai majikan perempuan Sundari juga ikut larut dalam tangisnya.
Saat ApakabarOnline.com menelisik kepada Sundari, tips apa yang dia lakukan sehingga bisa mengantarkan Mohammad Hanif sukses dan berprestasi dalam karir akademiknya dengan membanggakan, Sundari menjawab kebingungan.
“Saya bingung mas kalau ditanya begitu. Bukan Cuma Mas Apakabar saja yang nanya, majikan saya juga tanya, wong saya ini orang bodho dan merasa tidak pernah menngasuhnya setiap hari. Jadi ya hanya saya jawab, sering saya nasehati kerja keras sekarang, belajar yang rajin sekarang, bercapek-capek sekarang, supaya nanti masa depanmu enak tidak capek tidak melelahkan. Saya juga tidak tahu kok bisa saya mengucapkan kalimat itu ke anak saya. Tapi kalau menurut keyakinan saya, semua memang sudah diatur oleh Allah SWT. “ aku Sundari.
Sejak tabir pretasi Hanif terungkap dan diketahui oleh keluarga Ho, majikan Sundari, perubahan cara pandang yang mendasarpun terjadi. Sundari mengaku menjadi sering ditanya tanya perihal bagaimana cara mendidik anak jarak jauh, saat ini sedang intensif diteliti oleh salah seorang kerabat majikan yang sedang menempuh program doktoral bidang Psikologi di sebuah Universitas ternama di Eropa. Menurut penuturan keluarga majikan Sundari kepada Hanif, keluarga majikan Sundari sedang meneliti pola parenting pada hubungan jarak jauh.
Kini, berkat prestasi Akademisnya yang cemerlang, Hanif cowok bujangan smart dan ganteng yang baru saja menyabet gelar setingkat strata 1 di University of Queensland, sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan jenjang akademiknya setelah mendapat tawaran beasiswa dari sebuah Universitas beken di Eropa.
“Kesimpulan saya mas, hikmah dari semua ini, sebagai orang yang tidak punya apa-apa, saya meyakini, ribuan orang bisa mendapatkan sesuatu karena ihtiyarnya, tapi hanya sedikit orang yang bisa mendapat sesuatu karena tawakkal (doa)nya. Doakan apa yang telah dan yang akan diraih anak saya barokah ya Mas.” pungkas Sundari. [Asa]