December 21, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Adab Dalam Memberi Nasehat

4 min read

JAKARTA – Islam adalah agama sehat. Ada banyak dalil yang mengungkapkan bagaimana keutamaan memberi nasihat dan berbagi ilmu kepada orang lain. Pada dasarnya memang setiap orang berhak memberi nasihat. Akan tetapi, memberi nasihat juga tidak bisa sembarangan.

Islam mengajarkan umat-Nya untuk selalu berperilaku sopan dan santun terhadap semua orang. Termasuk dalam cara menasihati orang lain. Tidak hanya memiliki adab menerima tamu, islam juga memiliki adab menasihati dalam islam yang perlu ditaati. Seorang muslim memiliki kewajiban saat menasihati saudaranya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.”Lalu ada yang bertanya, “Apa itu ya Rasulullah?” Maka beliau menjawab, “Apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya; apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya; apabila dia meminta nasihat kepadamu maka berilah nasihat kepadanya; apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia dengan bacaan yarhamukallah; apabila dia sakit maka jenguklah ia; dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).

Ada hadits yang mengungkapkan bagaimana keutamaan memberi nasihat dan berbagi ilmu kepada orang lain. Tak jarang bukan mendapatkan manfaatnya orang yang dinasihati justu merasakan sakit hati.

Lantas untuk mencegah hal ini perlu ada adah menasihati dalam islam. Ada etika dan aturan dalam memberi nasihat untuk istri, anak, saudara, ataupun orang lain. Dengan begitu nasihat yang disampaikan bisa sampai dan diterima dengan baik oleh orang lain. Berikut ini ada adab menasihati dalam islam yang perlu diketahui antara lain:

 

  1. Niat untuk Mengingatkan

Adab menasihati dalam islam yang pertama adalah berniat untuk mengingatkan bukan untuk menunjukkan ke egoisan atau pamer.

“Sesungguhnya setiap menasihati itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan.” (HR.Bukhori Muslim)

Sangat berbeda jiga seseorang memberi nasihat dengan maksud untuk memperbaiki saudara-saudara mu sebagai cara berdakwah yang baik menurut islam. Lebih baik dibandingkan untuk menunjukkan diri lebih benar, lebih taqwa dan lebih berilmu.

Jangan pernah memberikan nasihat dalam kondisi merasa diri lebih baik dari saudara kita karena itu termasuk kebanggaan dalam islam. Tidak ada manusia yang nyaman ketika diberi nasihat dalam posisi yang salah.

Beralih nasihat dapat memosisikan diri secara setara bahwa kita perlu untuk belajar. Dengan begitu nasihat yang diberikan akan lebih efektif.

 

  1. Niat Menasihati Seperti yang Telah Disebutkan

Dalam laman Muslimah, niat ini untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka (hakikat) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Memberikan Nasihat Secara Privat

Banyak orang yang salah dalam memberikan nasihat dan merasa paling pintar. Adab menasihati menurut Imam Syafi’i yakni sebaiknya dilakukan dengan cara privat dan empat mata saja. Bahkan jika perlu rahasiakan waktu dan tempat ketika menasihati istri atau orang lain.

Imam Syafii dalam haditsnya berbunyi:

“Berilah aku nasihat ketika aku sendiri, dan jauhilah nasihat ditengah keramaian karena nasihat ditengah manusia adalah salah satu jenis caci maki yang tidak suka aku dengarkan.”

 

  1. Menggunakan Bahasa Sopan dan Tidak Kasar

Adab menasihati lainnya yang juga perluas diperhatikan yakni dengan berbahasa sopan santun dan tidak kasar. Agar saat menasihati seseorang yang dinasihati tidak sakit hati dan lebih mudah didengar dan dimengerti. Seperti firman dibawah ini:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka katakanlah yang baik atau berdiam diri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Meneriaki, memaki, merendahkan, atau memaksa tidak termasuk adab menasihati dalam islam. Meskipun ditujukan untuk kebaikan.

Bahkan Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasihati Fir’aun yang sombong dan melakukan kerusakan besar, keduanya diminta untuk berbicara lembut kepada pemimpin yang sangat sombong itu.

“Sesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam segala hal.” (HR.Bukhori Muslim)

 

  1. Menasihati Sesuai Ilmu dan Kehendak Dimiliki

Adab menasihati dalam islam yang tak kalah penting adalah poin satu ini. Ada beberapa orang yang menasihati tanpa pengetahuan yang cukup.

Mereka hanya menasihati berdasarkan prasangka atau dugaan tanpa ada faktanya. Sebisa mungkin pastikan kita memberi nasihat sesuai dengan ilmu yang mumpuni dan telah kita pelajari serta dapat dipertanggungjawabkan.

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’ 36)

 

  1. Bersabar Dalam Menasihati

Tidak ada alasan untuk berhenti memberi nasihat walupun nasihat yang disampaikan tidak pernah dihiraukan atau dilaksanakan. Bersabarlah bagian dari adab menasihati dalam islam yang harus kita perhatikan.

“Dan berperingatanlah karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz Dzaariyaat 55)

Jangan pernah bosan memberi nasihat dan peringatan, karena batu yang sekalipun berlubang jika terus menerus akan menetaskan air, apalagi hati manusia.

 

  1. Menerima Dengan Keikhlasan

Sebagai seorang muslim wajib untuk menerima nasihat dengan lapang dada. Menerima nasihat dari orang lain merupakan tanda dari keikhlasan keimanan dan kebersihan hati.

Adz-Dzahabi rahimahullah berkata:

“Tanda orang ikhlas itu adalah apabila diingatkan kesalahannya ia tidak merasa panas hatinya, tidak juga ngeyel. Justru ia mengakui kesalahannya dan mendoakannya, “Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku.” (Siyar Adz-Dzahabi). []

Sumber Islamic Base

Advertisement
Advertisement