Akankah Ketergantungan Indonesia Terhadap Impor Gandum Bisa Dilepaskan ?
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan sampai dengan saat ini, dari total 12 komoditas pangan pokok, masih ada 4 komoditas yang masih rutin diimpor, yakni kedelai, bawang putih, gula, dan daging sapi.
Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono mengungkapkan masih ada 1 komoditas pertanian lain yang masih diimpor, yaitu gandum. Angkanya bahkan sangat besar yaitu 11 juta ton per tahun dimana 9 juta ton untuk pangan, dan 2 juta ton untuk pakan. Lantas, bisa enggak sih Indonesia tak lagi impor gandum?
“Bagaimana kita bisa mensubsitusi itu supaya kita mengurangi importasi daripada gandum,” kata Kasdi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2023, Rabu (25/01/2023).
Kasdi menuturkan bahwa Indonesia perlu melakukan subsitusi impor agar tidak ketergantungan impor dari komoditas-komoditas tersebut lagi ke depannya. Adapun pilihan subsitusi impor yang bisa dilakukan untuk mengurangi impor gandum, yaitu melalui 3 komoditas seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu.
“Semua dalam konteks tepung. Jadi jangan salah paham, semuanya dalam bentuk tepung,” ujarnya.
Kemudian untuk subsitusi impor komoditas lainnya yaitu gula tebu, katanya, bisa dicarikan gula non tebu, seperti Stevia, lontar, aren, sorgum, dan komoditas lainnya.
“Daging sapi juga cukup berat untuk mencapai swasembada daging sapi, maka policy strategi kita mengarah kepada komoditas ternak lainnya, (seperti) domba, kambing, ayam sebagai pengganti dari daging sapi,” tuturnya.
Selain itu, untuk mengatasi ketergantungan impor sekaligus mengantisipasi dalam konteks penanggulangan inflasi, Kementerian Pertanian juga akan mengantisipasinya dengan strategi peningkatan kapasitas produksi.
“Karena pertanian ini dapat kita tanda petik bisa kita kendalikan inflasi, karena inflasi dari pangan cukup besar,” ujar Kasdi. []