September 8, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Angka HIV pada Anak Meningkat 700-1.000 Kasus Setiap Tahun

2 min read

JAKARTA – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi-Onkologi, Zubairi Djoerban mengatakan, jumlah anak penderita HIV di Indonesia meningkat sebanyak 700 hingga 1.000 kasus setiap tahunnya. Angka ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Mei 2023.

Menurutnya, hal ini bisa terjadi dari ibu hamil pengidap HIV yang menularkan penyakit tersebut kepada anaknya. Jumlah ibu hamil yang menjalani tes HIV sebenarnya baru mencapai 55% dari target 100%. Dari angka itu, jumlah ibu hamil positif HIV mencapai 0,3%.

“Namun, yang mengonsumsi obat hanya 24%. Jadi, akan menularkan ke bayinya dan akan sakit dan bisa meninggal,” ujar Zubairi dalam media briefing peringatan Hari AIDS Sedunia yang diadakan secara daring oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (30/11/2023).

Dia melanjutkan, berdasarkan data Yayasan Pelita Ilmu, pada sebelas bulan pertama 2023 juga ditemukan tujuh kasus baru bayi HIV di salah satu daerah di Jakarta.

Padahal, kasus bayi HIV bisa dicegah. Hal ini terlihat di beberapa negara yang sudah bisa memutus penularan HIV dari ibu hamil ke bayi.

“Kalau semua ibu hamil dites HIV dan yang positif segera minum obat insyaallah kita bisa memotong jalur penularan dari ibu hamil ke bayinya,” tambahnya.

Dia juga mengatakan, perlu ada pencegahan stigma dan diskriminasi terhadap anak dengan HIV. Hal ini mengingat adanya kasus anak dengan HIV yang ditolak bersekolah.

Kasus ini pernah terjadi di Samosir, Sumatra Utara, pada 2018 silam dan di Solo, Jawa Tengah, pada 2019 silam.

Selain itu, dia menyampaikan, jumlah kasus HIV yang telah diperiksa dan dinyatakan positif mencapai sekitar 429 ribu. Padahal, estimasi kasus HIV di Indonesia mencapai sekitar 526 ribu kasus.

Berkaca pada pengalaman banyak negara, jumlah orang yang menjalani tes HIV memang menurun saat pandemi. IDI pun menyarankan agar ada Hari Tes HIV nasional. Tes ini perlu dilengkapi dengan sistem rujukan bagi orang yang terbukti positif HIV.

“Sehingga, ada kemudahan. Tidak perlu kesulitan tes HIV dan tentu dengan laboratorium tersebut akan selalu menjaga kerahasiaan identitas dari yang tes,” pungkas Zubairi. []

Advertisement
Advertisement