December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Asian Ethnic Cultural Performances 2018 LAGI, PMI SUKSES BIUS PENONTON INTERNASIONAL

2 min read

TSIM SHA TSUI – Gemuruh tepuk tangan mewarnai area digelarnya pertunjukan budaya negara-negara Asia, sesaat setelah ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong menampilkan kreasi budaya Indonesia di hadapan ribuan penonton.

Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Hong Kong pada Minggu (11/11) di Tsim Sha Tsui ini, menampilkan aneka tarian Nusantara bersama tarian dari negara Asia lainnya. Seperti Jepang, Kamboja, Myanmar, Nepal, Singapura, Laos, India, Filipina, Thailand, serta Cina.

Kepada Apakabar Plus, Konsul Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong Yuni Suryati menyampaikan rasa bangganya bisa mendampingi para PMI untuk unjuk kebolehan di panggung terbesar kedua setelah panggung Flowers Show.

”Luar biasa, performance mereka sangat bagus, walaupun beberapa kali manggung, Penginnya sih ada inovasi baru, karena dari panggung ke panggung mirip. Tapi jangan sampai menghilangkan pakem-pakem dari tari tradisional kita,” ungkap Yuni.

”Di Hong Kong ada banyak sekali sanggar. Saya harapkan lebih banyak variasi dan banyak yang performance. Sebab, kalau sekarang masih tertentu saja. Yang lolos audisi yang itu-itu saja. Mudah-mudahan yang lain terpacu untuk tampil di panggung seperti ini,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Saung Angklung dan Tari (SAT) Setyowati, mengungkapkan rasa senangnya bisa menghibur penonton dengan grup angklung dan tarinya, yang saat itu sukses membius penonton dengan dua lagu berjudul “Yue Liang Dai Biao Wote Xin” dan “Shanghai Bund” yang dibawakan oleh Agnes Djoe.

”Satu kehormatan buat kami bisa tampil di sini. Kami berharap bisa diberi kesempatan untuk mengisi acara ini kembali. Kalau begini, kita latihannya semakin semangat,” ungkapnya.

Terkait persiapan, Setyowati menambahkan, butuh waktu sekira dua bulan, meski tergantung juga dengan lagu yang dibawakan. Kalau sudah pernah dibawakan, menurut PMI asal Kediri, ini cukup dengan mengulang kembali. Namun kalau membawakan lagu baru, maka akan membutuh lebih lama untuk belajar, meski terkadang mengalami kendala. ”Kendala adalah menyatukan waktu berkumpul. Karena terbatasnya waktu anggota di hari Minggu,” tutupnya. (wijiati s)

Advertisement
Advertisement