Awalnya Hanya Mengisi Waktu Sembari Menunggu Dapat Majikan, Kini Umi Kulsum Malah Menjadi Jutawan Setelah “Bakulan Brambang”
NGANJUK – “Tak kenal, maka tak sayang, tak mencoba, maka tak akan pernah tahu bagaimana menjalankannya” papar Umi Kulsum, mantan PMI Hong Kong yang kini sukses menjadi pengepul bawang merah atau di wilayah Nganjuk familiar disebut Brambang.
Berbincang dengan ApakabarOnline.com pada Selasa, 21 September 2021 kemarin, Umi mengaku sebenarnya dirinya tidak pernah menyangka akan menjadi pengepul bawang merah. Dirinya terjun ke dunia jual beli bawang merah awalnya karena hanya ingin mengisi waktu sambil menunggu mendapat majikan setelah dirinya terdampar saat cuti karena pandemi.
Namun kenyataan berkata lain, setahun yang lalu, saat Umi pertama kali berkenalan dengan dunia perdagangan bawang, dirinya juga menjalankan jual beli bawang merah dan bawang putih. Namun dua bulan berjalan, Umi memilih fokus untuk berjualan bawang merah saja.
“Saya juga gak menyangka mas, awalnya, dulu saya hanya mosting aktifitas jualan bawang merah di market place dan dinding facebook untuk iseng saja. Lha kok setelah saya posting ternyata laku dan saya kulak lagi, saya tawarkan laku lagi” kenang Umi.
Umi menambahkan, sebuah pesanan bawang merah dalam jumlah besar pernah dia dapatkan di bulan keempat dirinya berjualan bawang merah.
“Tiba-tiba ada yang ngontak saya, tanya harganya, kemudian kalau minta dikirimi 1 ton dalam 3 hari bisa apa tidak. “ lanjut Umi.
Setelah berpikir dan berhitung, Umi memutuskan beranui menerima tawaran tersebut dengan catatan, prinsip ada uang ada barang dia tegaskan harus terpenuhi.
“Pembeli ternyata mau, dia kan pernah beli dari saya 2 kwintal, pas minta 1 ton, tiba-tiba ada truk yang datang kesini atas suruhan dia untuk ngambil barangnya” kenang Umi.
Traksaksi dalam jumlah besar tersebut membuat Umi meraup untung hingga belasan juta rupiah.
“Lalu saya jadikan modal, saya terus aktif mencari bawang, dari beberapa daerah di luar Nganjuk. Prioritas saya barangnya dari teman-teman sesama TKW. Ada yang dari Magetan, Madiun, Ngawi, Karanganyar, Bojonegoro, Kediri dan Tulungagung.” Lanjutnya.
Penampilannya yang sederhana menggambarkan Umi seorang pejuang bawang merah yang all out di lapangan. Kelihaian dia melakukan lobi, didukung dengan pengetahuannya tentang bawang merah yang dia pelajari sejak kecil dari kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani bawang melengkapi bekalnya menjalankan usaha tersebut.
Setahun berjalan, Umi bisa membeli satu unit truck ukuran medium untuk melancarkan usaha dia berjual beli bawang merah.
Selain itu, dirinya juga telah memliki sebuah tempat penampungan bawang merah yang lokasinya berdekatan dengan sentra perdagangan bawang merah Nganjuk.
“Kalau jadi petani bawang saja, ya pasti saya akan kembali ke Hong Kong mas, hasilnya dan resikonya lho berat. Tapi setelah mencoba berdagang, ternyata cukup membuat saya yakin, bisa memulai hidup di kampung halaman dengan penghasilan bulanan minimal 2 kali lipat gaji saya di Hong Kong” pungkasnya. []