April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Berawal dari Tertekan di Negara Penempatan, Sudah 12 Tahun Mantan PMI Asal Indramayu yang Depresi Hidup Dalam Kurungan

2 min read
Safitri, PMI Asal Indramayu 12 tahun dikurung lantaran depresi (Foto Istimewa)

Safitri, PMI Asal Indramayu 12 tahun dikurung lantaran depresi (Foto Istimewa)

JAKARTA – Mengadu nasib ke luar negeri menjadi PMI sejatinya bukanlah cita-cita yang diimpikan setiap orang. Keberangkatan seseorang menjadi PMI ke negara penempatan dilakukan lantaran ada berbagai hal terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya dirasakan tidak bisa dipenuhi jika bekerja di dalam negeri.

Dengan demikian, berangkat menjadi PMI membawa segunung harapan akan sebuah keberhasilan untuk masa depan yang sejahtera dan cemerlang.

Namun tidak demikian mudahnya rencana tersebut untuk diwujudkan, mengingat di negara penempatan seringkali diterpa aral dan rintangan.

Seperti yang dialami oleh Safitri (47) kali ini.

PMI asal Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu justru bukan saja gagal mewujudkan impian, malahan dia harus rela diterpa cobaan penyakit berupa ODGJ.

Safitri dikurung di dalam rumah bekas peninggalan orang tuanya, dan ditempatkan dalam sebuah kamar berjeruji besi layaknya sel tahanan, sejak tahun 2010 lalu. Dengan demikian, hingga saat ini sudah 12 tahun lamanya Safitri hidup dalam jeruji.

Hal tersebut terpaksa oleh keluarga dan lingkungannya dilakukan setelah beberapa kali Safitri mengamuk, menyerang siapa saja, bahkan melukai orang yang mengakibatkan harus dikirim ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Diduga Safitri mengalami depresi, karena disukai oleh anak majikannya yang sudah berumur, sementara umur Safitri saat itu masih 20 tahun.

Kakak Safitri, Saerah mengatakan, saat itu Safitri kerap menangis dan tertawa sendirian.

“Safitri akhirnya dipulangkan ke Indonesia, dan menjalani pengobatan hingga akhirnya sembuh. Namun pada tahun 2005 penyakitnya kambuh,” ungkapnya.

Gangguan jiwa Safitri kambuh lagi, diduga akibat usaha dagang yang digelutinya bangkrut karena banyak yang berutang. Kondisinya semakin parah pada tahun 2010, dan keluarga terpaksa mengurung Safitri.

Keluarga memohon kepada pemerintah agar Safitri mendapatkan penanganan dan lekas pulih. Mereka tidak kuasa melihat kondisi Safitri yang tak kunjung sembuh.

Pemerintah Desa setempat sudah melakukan pendataan terhadap kondisi Safitri. Mereka membuatkan identitas Safitri untuk kebutuhan pengobatan melalui jalur BPJS.

“Sudah KTP dan KK sudah jadi. Beberapa bulan kemarin sudah dibuatkan. Disdukcapil langsung ke rumah Safitri dan dilakukan pembuatan di lokasi karena Safitri tidak bisa dibawa ke sana,” kata Rifkie Widasarandy, kepala Dusun Desa Singaraja, dinukil dari Kompaqs (13/01/2023)

Dengan identitas itu, pemerintah akan melakukan bantuan secara berjenjang. Rifkie menyebut, Safitri akan dibawa ke RSUD Indramayu yang selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa.

Namun, dia masih belum dapat memastikan kapan proses itu dilakukan.

“Kami dari pihak desa juga menunggu kabar tersebut. Kami terus berupaya agar Safitri segera mendapatkan penanganan agar cepat sembuh,” tambah Rifkie. []

Advertisement
Advertisement