December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

[BREAKING NEWS] Air Laut di Pantai Anyer Naik, Warga Lari ke Bukit Takut Tsunami

3 min read

Kabar mengejutkan datang dari Anyer, Banten. Malam ini pukul 22.24 WIB, gelombang air pasang setinggi 1,5-2 meter menghantam Pantai Carita di Anyer. Dilansir dari laporan Radio Elshinta, air pasang tersebut sempat menghantam dan merobohkan tembok di samping jalan.

Setelah diterjang gelombang tinggi air laut, masyarakat Anyer, Kabupaten Serang, Banten, mengaku mendengar suara dentuman keras dari arah laut.

Penduduk di Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Banten, mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena isu tsunami di wilayah Anyer, Labuan dan Carita. Warga panik karena tsunami akan menyampu kawasan Pulo Ampel.

“Warga sini pada ngungsi. Naik ke tempat tinggi,” kata Tika kepada Viva News, warga Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Banten,  Sabtu malam, 22 Desembar 2018.

Wanita berkacamata ini bercerita kalau keluarganya yang berada di Anyer juga ikut mengungsi ke gunung dekat rumahnya.

Wanita asal Ngawi Jawa Timur (Jatim) ini menceritakan bahwa keluarganya di Anyer, Kabupaten Serang, Banten, saat ini sedang panik.

Khawatir benar terjadinya tsunami di lokasi wisata yang banyak didatangi orang saat musim libur tiba.

“Iyah, pada panik. Ada juga yang mengungsi ke masjid-masjid,” ujarnya.

Sementara itu dapat dipastikan bahwa BMKG Klas I Serang tidak mencatat terjadinya gempa sehingga tidak mungkin terjadi tsunami. Air laut itu merupakan gelombang tinggi dan merupakan fenomena alam karena bulan purnama.

Mencermati yang diduga peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten pada Sabtu malam, 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.27 WIB, maka Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan tanggapan. Dari hasil pendataan, tidak ada tsunami di Banten, melainkan gelombang tinggi.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menjelaskan, berdasarkan informasi peristiwa tersebut, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami.

“Berdasarkan analisis sinyal seismik, tidak didapatkan adanya rekaman gempabumi pada waktu yang berdekatan dengan waktu terjadinya tsunami di sekitar Banten dan Lampung,” kata Rahmat.

Sementara berdasarkan hasil pengamatan tidegauge (sementara), didapatkan data sebagai berikut:

Bahwa tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter. Kemudian tidegauge Banten tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter. Sementara tidegauge Kota Agung Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.’

“Tidegauge Pelabuhan Panjang tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter,” katanya.

Karena itu, Rahmat memastikan bahwa peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktivitas gempa bumi tektonik. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Meski begitu, gelombang tinggi yang terjadi naik hingga daratan dan masuk wilayah halaman rumah warga. Air laut juga melanda ke hotel-hotel di sekitar Anyer. Kejadian ini tentu membuat warga panik.

Mereka keluar rumah dan berkumpul di jalan raya. Bahkan tidak sedikit warga yang naik ke dataran tinggi karena khawatir akan tersapu tsunami.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat ini personel dari BPBD Serang bersama personel TNI, Polri dan Basarnas, masih melakukan penanganan di lapangan.

“Evakuasi dilakukan di beberapa tempat. Pendataan dan penanganan masih dilakukan. Masyarakat harap tenang, dan tidak terpancing isu menyesatkan. Hindari aktivitas di pantai dan perhatikan kondisi lingkungan yang ada,” katanya.

 

Pagar Polsek Carita Roboh Dihantam Gelombang Tinggi

Gelombang tinggi yang sempat dikabarkan tsunami ikut merusak pagar Polsek Carita. Akibat adanya gelombang tinggi ini, Polsek Carita juga menerima informasi dari masyarakat mengenai informasi adanya gelombang tsunami.

“Itu bukan tsunami yah, tapi gelombang tinggi. Pagar kantor Polsek (Carita) juga sampai rubuh,” kata Kompol Jajang dari Divpenmas Polda Banten, melalui sambungan selulernya, Minggu 23 Desember 2018.

Terkait dengan informasi dari masyarakat, Jajang telah memberikan penjelasan kepada masyarakat, bahwa itu bukan tsunami, melainkan gelombang tinggi air laut dan fenomena alam biasa.

“Sekarang anggota kami sudah di lokasi. Membantu dan menenangkan masyarakat,” jelasnya.

Pihak kepolisian meminta masyarakat tidak mudah percaya informasi yang belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Media massa juga diminta untuk menenangkan masyarakat, dari isu yang tidak benar.

“Masyarakat diminta hanya percaya pada sumber informasi yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya,” ujar Jajang.[]

UPDATE:

BNPB : 3 Meninggal Dunia 21 Terluka Akibat Ombak Tinggi di Anyer dan Lampung

Tsunami di Anyer & Lampung Terindikasi Akibat Erupsi Anak Krakatau

This slideshow requires JavaScript.

Advertisement
Advertisement