April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Cara Indonesia Manfaatkan Momentum di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi Global

3 min read

JAKARTA – Perbaikan kondisi ekonomi global di tengah sentimen positif vaksinasi dan pulihnya berbagai indikator ekonomi menjadikan dasar bagi World Bank dan OECD untuk menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2021 dari yang semula 4,2% menjadi 5,8%.

OECD menilai bahwa faktor penting yang menyebabkan percepatan pemulihan ekonomi di beberapa negara adalah program vaksinasi yang dilancarkan oleh negara tersebut.

Di tengah kondisi meningkatnya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia diakibatkan merebaknya varian baru Covid-19, Indonesia terbukti telah mampu menunjukkan perbaikan kinerja ekonominya sejak awal Januari hingga Mei 2021.

Berdasarkan laporan OECD mengenai perkembangan ekonomi global yang dirilis pada pertengahan 2021 ini, Indonesia diprediksi dapat melewati masa recovery kondisi perekonomiannya pada akhir 2021 atau sedikit lebih lambat dibandingkan negara maju seperti Korea, Rusia, dan Amerika Serikat yang diprediksi pulih ekonominya pada pertengahan tahun 2021 ini. Sementara RRT dan Turki telah melewati masa recovery-nya pada pertengahan 2020.

Namun demikian, kondisi Indonesia ini setidaknya lebih baik dibandingkan negara maju seperti Belgia, Perancis, Inggris, Italia dan Kanada dimana diprediksi bahwa pemulihan ekonomi negara tersebut baru dapat selesai pada pertengahan 2022. Bahkan Spanyol dan Islandia baru dapat pulih perekonomiannya setelah tahun 2022.

Setidaknya terdapat beberapa indikator yang menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati masa recovery dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan pada Konferensi Pers yang disiarkan pada tanggal 22 Juni lalu.

Dalam uraian mengenai kinerja APBN bulan Mei 2021, disebutkan bahwa terjadi peningkatan kondisi ekonomi melalui perbaikan beberapa indikator seperti pertumbuhan bruto, penerimaan pajak di sektor utama, serta penerimaan bea dan cukai.

Dari sisi Perdagangan dan Manufaktur global, Indonesia juga menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dimana ekspansi PMI Manufaktur global di bulan Mei mencapai angka tertinggi sejak tahun 2010.

IHS Markit melaporkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 mencapai angka 55,3 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 54,6.

Pertumbuhan sektor utama juga terus meningkat sejak Januari hingga Mei 2021 ditunjukkan dengan pertumbuhan positif pada bruto melebihi 20% dan penerimaan pajak melebihi 5% di bulan Mei terutama pada sektor penyumbang terbesar terhadap PDB yakni sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan yang masing -masing memiliki kontribusi sebesar 19% dan 33%.

Membaiknya berbagai indikator perekonomian nasional Indonesia tersebut tentunya didukung oleh Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi instrumen utama dalam penanganan Kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Melalui Program PEN ini pemerintah telah mengalokasikan pagu sekitar Rp699,43 Triliun yang terdiri dari program Kesehatan (Rp172,84 T), Perlindungan Sosial (Rp148,27 T), dukungan bagi UMKM dan Korporasi (Rp193,74 T), Program Prioritas (Rp127,85 T), serta Insentif usaha (Rp56,73 T).

Dalam rilisnya, Menteri Keuangan juga menyampaikan bahwa hingga Mei 2021 realisasi Program PEN baru mecapai Rp226,63 T atau 32,4% dari pagu yang ditetapkan dengan realisasi terendah di Program Kesehatan yakni sebesar 22,9% dan Program dukungan UMKM dan Korporasi yakni sebesar 24,8%.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Indonesia tetap perlu waspada meskipun terjadi perbaikan kondisi ekonomi pada bulan Mei mengingat kasus Covid-19 yang kembali meningkat.

Oleh karena Indonesia harus terus melakukan upaya akselerasi dalam program Kesehatan yakni vaksinasi bagi warga masyarakat disamping terus mengupayakan terserapnya dana bantuan dan insentif fiskal maupun non fiskal terutama dukungan bagi UMKM dan Korporasi.

Hal ini dikarenakan realisasi untuk kedua program tersebut hingga Juni 2021 masih sangat rendah.

Dengan tercapainya realisasi sesuai pagu yang telah ditetapkan, diharapkan dapat mempercepat pemulihan Kesehatan dan pergerakan roda perekonomian nasional.

Dengan demikian diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global ini dengan baik sehingga dapat mencapai target pertumbuhan yang diharapkan. []

Penulis : Rahayu Ningsih, Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Perdagangan

Advertisement
Advertisement