April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Cegah Perekrutan PMI Ilegal, Pemkab Tulungagung Bentuk Relawan Hingga Tingkat Kecamatan

2 min read
Kepala Disnakertrans Tulungagung, Agus Santoso (Foto Istimewa)

Kepala Disnakertrans Tulungagung, Agus Santoso (Foto Istimewa)

TULUNGAGUNG – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung akan membentuk relawan di setiap kecamatan, tujuannya untuk mencegah keberangkatan pekerja migran ilegal.

Rencananya ada lima orang relawan di setiap kecamatan, untuk membantu mensosialisasikan prosedur keberangkatan pekerja migran.

“Salah satu penyebab pekerja migran ilegal, karena masih ada yang tidak paham tata cara pemberangkatan pekerja migran. Itu yang perlu disosialisasikan,” terang Kepala Disnakertrans Tulungagung, Agus Santoso,dinukil dari Harian Surya, Jumat (30/09/2022).

Pekerja migran ilegal juga disebabkan iming-iming calo. Diharapkan sosialisasi yang massif bisa memberi kesadaran kepada calon pekerja migran. Termasuk kepedulian warga mengawasi kerabatnya yang hendak bekerja ke luar negeri lewat jalur tidak resmi.

“Ada pekerja migran ilegal yang berhasil, lalu mengajak kerabatnya. Ini juga harus  kami cegah,” sambung Agus.

Sosialisasi ini, termasuk perlindungan apa saja jika berangkat lewat jalur resmi. Selama ini, ada sejumlah wilayah yang menjadi kantong pekerja migran ilegal. Seperti Kecamatan Ngunut, Sumbergempol, Pucanglaban, Bandung, Besuki dan Kalidawir. Wilayah rawan ini yang akan menjadi fokus penekanan sosialisasi ke depan.

“Dulu mayat-mayat (pekerja migran) tanpa identitas berasal dari daerah-daerah ini. Makanya harus kami cegah,” tegas Agus.

Dalam tahun ini, sudah ada 5 orang pekerja migran ilegal yang dipulangkan dari Malaysia. Saat ini, Disnakertrans mendapat kabar ada pemulangan 200 pekerja migran ilegal dari Malaysia. Disnakertrans diminta memeriksa identitas mereka di Bendul Merisi Surabaya.

“Informasinya ada lima pekerja migran ilegal, di antaranya yang dari Tulungagung. Karena itu kami diminta untuk mengecek ke Surabaya,” papar Agus.

Pekerja migran ilegal ini banyak ditemukan di negara penempatan Malaysia. Mereka ada yang berangkat dengan paspor sebagai turis, namun kemudian bekerja secara ilegal di sana.

Ada pula pekerja dengan visa kerja, namun setelah visa kerja habis mereka kabur dan bekerja secara ilegal. []

Advertisement
Advertisement