Demi Keamanan, Hong Kong Baru Akan Membuka Pintu Internasional Tanpa Karantina Tahun Depan
HONG KONG – Masing-masing negara memiliki kebijakan tersendiri dalam menangani pandemi COVID-19. Adapun salah satu kebijakan yang diterapkan hampir semua negara adalah membatasi mobilitas masyarakat.
Baru-baru ini, penasihat pemerintah Hong Kong menuturkan bahwa negaranya baru bisa membuka perjalanan global atau internasional dalam waktu sekitar 6 bulan, setelah para pejabat berhasil menavigasi pengenalan perbatasan bebas karantina dengan Tiongkok daratan dan meningkatkan tingkat vaksinasi lokal.
“Wilayah Tiongkok perlu menyelesaikan negosiasi perbatasan terbuka dengan daratan, sambil menggunakan beberapa bulan ke depan untuk meningkatkan tingkat inokulasi COVID-19 yang lesu di antara orang tua kota,” papar Lam Ching-choi anggota Dewan Eksekutif Penasehat Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, dalam keterangannya kepada awak media, Senin (08/11/2021).
Selain itu, Lam Ching-choi juga menuturkan bahwa pihaknya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan atau lebih untuk mengembangkan tingkat vaksinasi yang memadai, terutama di kalangan orang tua. “Mudah-mudahan pada saat itu, kami telah membuka perbatasan dengan Tiongkok, dan kami mungkin memiliki kondisi yang menguntungkan untuk membuka perbatasan ke tempat lain,” jelasnya.
Meski mendapatkan cukup vaksin COVID-19 sejak pertama kali tersedia, kata Lam Ching-choi, Hong Kong juga telah berjuang untuk bisa menginokulasi populasinya yang berjumlah sekitar 7,4 juta orang. Adanya rasa ragu dari orang tua yang hendak melaksanakan vaksinasi COVID-19, itu menjadi satu kendala tersendiri dalam rencana menginokulasi seluruh penduduk.
Vaksinasi COVID-19 terhadap orang tua yang berusia 80 tahun ke atas di Hong Kong baru mencapai 17 persen. Sementara secara keseluruhan, setidaknya telah menerima suntikan dosis pertama, mencapai 69 persen. Sedangkan untuk upaya pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi COVID-19 yang ditargetkan di mal dan perumahan umum, juga belum meningkatkan penerimaan vaksin terhadap lansia.
Di saat negara-negara lain tengah berlomba-lomba membuka pembatasan, Hong Kong dan Tiongkok tetap menjadi negara yang masih mengejar dan menerapkan strategi “Zero COVID-19”. Adapun strategi ini adalah berupaya menghilangkan penularan virus COVID-19 secara lokal melalui langkah-langkah ketat, termasuk karantina panjang, pelacakan kontak erat, dan pengujian yang ditargetkan.
Akan tetapi, strategi “Zero COVID-19” itu disebut tidak sepenuhnya membasmi virus di Tiongkok. Saat ini, Tiongkok tengah berjuang untuk menekan laju penyebaran COVID-19 yang memasuki gelombang keempat akibat varian Delta. []