Derita SU, Job Jaga Majikan Gangguan Mental, Dia Pernah Digigit dan Dilecehkan Secara Seksual
HONG KONG – Angan-angan mendapat majikan yang baik di negara penempatan, mendapat gaji seperti yang di tuangkan dalam kontrak kerja, kemudian merubah taraf perekonomian di kampung halaman tentu menjadi harapan bagi setiap calon PMI dan PMI.
Namun selama ini sering ditemukan, antara angan angan tidak selalu selaras dengan kenyataan. Berbagai penderitaan didapatkan banyak pekerja migran di negara penempatan.
Seperti yang dialami seorang PMI berinisial SU (31). Berawal dari kondisi majikan yang memiliki gangguan mental, dirinya pernah digigit dan dilecehkan secara seksual, SU harus hidup dalam pelarian agar harkat dan keselamatannya bisa dia jaga dan perjuangkan.
Kini pelarian SU berakhir di Shelter yang menampung PMI bermasalah di Taiwan.
Mengutip Fokus Taiwan, sejatinya SU sama sekali tidak menginginkan situasi tersebut. Terlebih menurutnya sangat berat konsekwensi yang harus dia tanggung, menjadi PMI yang melarikan diri, berlalu lalang tanpa dokumen selembarpun.
“Ketika saya mengalami masalah dengan majikan pertama saya, saya mencoba meminta agen tenaga kerja saya untuk membantu saya, tetapi tidak ada hasil,” tutur SU.
Melarikan diri dari majikan, bagi SU merupakan satu-satunya cara yang paling rasional demi harkat dan keselamatan. PMI yang kali pertama masuk Taiwan tahun 2019 ini mengaku sempat bekerja menjadi PRT di tempat lainnya, bekerja di ladang, hingga kemudian, setelah SU melahirkan bayinya, keluarga di kampung halaman meminta SU untuk segera pulang.
Nasib serupa juga dialami FA (29). PMI yang datang ke Taiwan tahun 2014 ini mengaku melarikan diri dari majikannya karena beban pekerjaan yang melebihi batas serta tidak diberi waktu istirahat yang layak dan tidak diberi hari libur. Bahkan, saat FA mengeluh sedang sakit dan memerlukan penanganan medis, majikan tidak mengijinkan FA untuk mencari bantuan medis.
“Saya menelepon agen saya, tetapi agen itu tidak dapat membantu saya,” katanya. “Saya berharap pekerja migran dapat dengan bebas berganti majikan.”
Kedua PMI tersebut kini menjadi penghuni Shelter KDEI Taipei yang berada di Taoyuan.
Keduanya sedang dalam proses kepulangan ke kampung halaman. []