Disambut Dengan Penuh Semangat, Produsen Dalam Negeri Mengaku Siap Memenuhi Kebutuhan Kompor Listrik Jika Sewaktu-Waktu Pemerintah Lakukan Konversi
JAKARTA – Industri dalam negeri diklaim siap menyukseskan konversi kompor gas ke kompor induksi atau kompor listrik. Upaya peningkatan produktivitas pun tengah diupayakan guna merealisasikan program tersebut.
Sejauh ini, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), produksi nasional kompor gas hanya sekitar 300.000 unit/tahun. Angkanya bakal digenjot menjadi 5 juta unit/tahun mulai 2023.
“[Produksi nasional kompor gas] di 2023 [akan] sebanyak 5 juta, 2024 sebanyak 5 juta, dan 2025 sebanyak 5 juta,” ucap Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronik Kemenperin, Taufik Bawazier, dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi VII DPR, Jakarta, pada Rabu (21/09/2022).
Pemerintah berencana memberikan bantuan sosial (bansos) berupa paket kompor listrik sekitar R1,8 juta kepada 15,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) hingga 2025. Paket bantuan meliputi 1 kompor listrik, alat masak, dan peningkatan daya.
Sasaran bantuan merujuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Pada tahap awal, yang dijadwalkan berlangsung tahun ini, penyerahan bantuan rencananya diberikan kepada 300.000 KPM.
Taufik melanjutkan, kompor gas bakal diproduksi beberapa produsen. Perinciannya, PT Adyawinsa Electric and Power 1,2 juta unit/tahun, PT Maspion Elektronik 300.000 unit/tahun, PT Hartono Istana Teknologi 1 juta unit/tahun, PT Selaras Citra Nusantara Persada 300.000 unit/tahun, Sutrado 1 juta unit/tahun, dan industri lainnya sekitar 1,2 juta unit/tahun.
Meskipun demikian, produsen masih menunggu spesifikasi dan jenis kompor gas yang bakal dibagi-bagikan kepada masyarakat. Pangkalnya, peningkatan produktivitas bakal berimbas terhadap penambahan investasi.
“Kalau sisi daya, ini ada 2 tungku, apakah 2 kali 1.200 [watt] atau 1.000-1.200 [watt]. Kalau postur dari sisi pengguna, tadi disampaikan Pak Ketua, ini masih ada yang 450 VA, ada 900 VA. Itu tentunya juga harus di sesuaikan dan tentunya kami juga sepakat bahwa jangan sampai konversi kompor induksi ini membebani masyarakat,” tuturnya.
Migrasi ke kompor listrik ini belakangan dikampanyekan pemerintah dengan dalih penggunaan gas untuk memasak oleh masyarakat membebani keuangan negara. Pangkalnya, masih disubsidi, terutama untuk tabung gas 3 kg atau gas melon.
Berdasarkan perhitungan PLN, pemakaian kompor listrik oleh 23 KPM akan menghemat APBN sekitar Rp20 juta/tahun atau memangkas hingga Rp330 miliar/tahun jika 300.000 keluarga memanfaatkan kompor induksi.
Sejauh ini, PLN bersama Kementerian ESDM baru melakukan proyek uji coba (pilot project) konversi kompor gas di Kota Surakarta, Denpasar, dan Sumatra. Tujuannya, mengetahui respons publik dan memastikan aspek teknis, seperti spesifikasi kompor listrik yang layak. []