Disebabkan Badai Seroja, Bencana Longsor dan Banjir Bandang Nusa Tenggara Per 5 April Memakan Korban 62 Orang Meninggal Dunia
KUPANG – Banjir bandang mematikan menerjang saat Minggu Paskah di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akibatnya 62 orang dinyatakan meninggal dunia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (05/04/2021).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya menjelaskan kerugian materil sementara tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus.
“Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat,” kata Raditya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus mendata dan memverifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
Banjir bandang disertai tanah longsor dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (04/04/2021) pukul 01.00 waktu setempat atau WITA.
BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem.
Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan siklon tropis Seroja akan semakin menguat dalam 24 jam ke depan dengan kekuatan 55 knot (100 km/jam) dan kecepatan 10 knot (19 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
“Diperkirakan intensitas siklon tropis Seroja menguat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Senin.
Berdasarkan analisis BMKG, prediksi 24 jam ke depan (06/04) pukul 01.00 WIB siklon tropis Seroja berada pada posisi di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote, 11.6 Lintang Selatan, 120.0 Bujur Timur atau sekitar 360 km sebelah barat barat daya Rote.
Banjir bandang menggenangi 23 desa di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut.
Penjabat Bupati Malaka Viktor Manek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan laporan sementara tiga orang warga meninggal terseret banjir.
Sekelompok PMI Hong Kong Peduli Bencana Banjir dan Longsor NTT
Viktor mengatakan bahwa penanganan banjir di Malaka masih belum bisa dilakukan, karena sulitnya akses menuju ke desa-desa yang terdampak. Saat ini pemerintah setempat fokus untuk menyelamatkan warga yang terdampak banjir.
Cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah NTT termasuk Kabupaten Malaka disebabkan adanya siklon tropis Seroja yang tumbuh sejak Senin (05/04/2021) dini hari pukul 01.00 WIB.
Siklon Seroja yang sudah mulai tumbuh sebagai bibit siklon sejak Jumat (02/04/2021) di wilayah tersebut menyebabkan hujan intensitas lebat, gelombang tinggi dan angin kencang.
Wilayah yang terdampak siklon Seroja, yaitu Kabupaten Flores Timur berupa banjir bandang yang menimbulkan korban jiwa, Lembata, Sumba Timur dan angin kencang di Kota Kupang.
Selain korban jiwa, kerusakan berbagai fasilitas umum dan rumah warga juga tidak terhindarkan serta ratusan warga mengungsi. []