Ditemukan Lagi, Sekelompok PMI Minta Tolong Dievakuasi, Teridentifikasi Berasal dari Banyuwangi
JAKARTA – Seolah tiada henti, penanganan pekerja migran Indonesia korban perdagangan orang dari Myanmar, Kamboja dan negara lainnya belum tuntas tertangani, muncul ke permukaan kasus serupa.
Terkini, melalui unggahan disosial media, sekelompok PMI yang menggunakan media sosial TikTok dengan akun @andre_aries mengunggah video permintaan tolong untuk segera dievakuasi dari tempatnya di Myanmer.
“Saya harap buat Bapak Presiden Joko Widodo, dan meminta bantuan agar kami segera dipulangkan dari lokasi KK Garden, Myanmar ini. Karena sampai sekarang ini kami belum juga ada dievakuasi, Pak. Saya minta dan teman-teman saya, tolong bebaskan kami, Pak,” ungkap salah seorang PMI, dalam unggahan video Tiktok @.andre_aries.
Dikatakan pria bernama Andreas Richardo ini, dia dan teman-temannya satu rombongan sesama PMI yang berjumlah 12 orang, telah berkerja sekitar enam bulan di KK Garden, Myanmar, sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Thailand.
Namun suasana dan sistem kerja di Myanmar tidak sesuai dengan harapan. Sebab PMI diperlakukan seperti budak, kerap mendapat intimidasi dan tindakan kekerasan, serta tidak diizinkan untuk berinteraksi di luar lokasi kerja.
Teridentifikasi Berasal dari Banyuwangi
Sekretaris Desa Wonosobo Banyuwangi, Rudi Siliworo Putro memastikan dua pekerja migran Indonesia (PMI) yang disiksa di Myanmar yang videonya viral adalah warganya.
Mengutip Liputan6, Kedua pemuda tersebut yakni Muhammad Ilyas dan Muhammad Sugiantoro, beralamat di Dusun Krajan, Desa Wonosobo.
“Benar keduanya adalah warga kami, beralamat di Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo,” kata Rudi Rabu (24/5/2023).
Informasi dari keluarga, keduanya berangkat menjadi PMI pada Oktober 2022 lalu. Mereka kala itu kebingungan pekerjaan, didatangi oleh kenalannya berinsial B beralamat di Judeg dan inisial S beralamat di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono.
Ilyas dan Sugiantoro ditawari pekerjaan di Thailand. Biaya yang diminta Rp 10 juta per orang. Jalur non resmi.
Karena dirasa biayanya murah dan tidak ribet mereka pun kepincut. Berharap dengan bekerja di luar negeri nasib keduanya bisa berubah lebih baik.
“Ilyas sudah menikah. Sementara Sugiantoro masih lajang dan tinggal bersama orang tuanya. Istri Ilyas dan orang tua Sugiantoro sempat keberatan. Namun karena tekad sudah bulat akhirnya tidak bisa mencegah keberangkatan keduanya,” ujar Rudi.
Setelah biaya Rp 10 juta diserahkan dan berbagai keperluan administrasi dipenuhi. Mereka kemudian berangkat ke Thailand.
Harapan bekerja di tempat yang layak rupanya hanya buaian semata. Mereka digiring ke perbatasan Myanmar dan dijadikan scammer.
Mereka dipaksa bekerja bahkan disekap dan juga disiksa. Hingga akhirnya videonya trending dan menjadi atensi publik.
“Keluarga meminta agar kedua pemuda tersebut kembali dengan selamat dan utuh,” tegasnya.
Pihak desa juga berupaya semaksimal mungkin mendampingi pihak keluarga. Rudi juga mengimbau keluarga lebih berhati-hati.
Jika ada seseorang yang tidak dikenal atau yang tidak jelas tidak jelas asal usulnya menawarkan bantuan dengan berbagai persyaratan, pihaknya mengimbau jangan langsung diterima.
“Karena dalam posisi seperti ini rawan untuk dimanfaatkan. Jadi harus dikonsultasikan dan hati-hati,” ujarnya. []