April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ditolak Taiwan, Pemerintah RI Sukses Kirim PMI ke Jepang

2 min read

JAKARTA – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melepas sebanyak 116 Pekerja Migran Indonesia (PMI) program Government to Government (G to G) Jepang. Pekerja migran tersebut bekerja sebagai kangoshi (nurse – perawat) dan Kaigofukushishi (careworker-perawat lanjut usia).

Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyatakan, PMI yang dilepas telah melalui berbagai tahapan seperti pre departure orientation (PDO) dan berbagai pelatihan. Pempatan PMI ke Jepang, sebelumnya sempat terhenti prosesnya karena pandemi Covid-19.

“Saya apresiasi calon PMI yang telah mengikuti PDO dengan baik. Sekarang mereka memiliki bekal untuk memahami peran dan tanggung dalam pekerjaan, bekal untuk tidak terjerumus ke dalam gaya hidup bebas, dan penggunaan narkotika. Juga bekal untuk memanfaatkan kelas online Universitas Terbuka, mengelola penghasilan dengan baik, menjadi duta wisata, dan tentu saja bagaimana untuk melindungi diri sendiri,” ujar Benny kepada para PMI Jepang di Graha Insan Cita Depok, Selasa (15/12/2020) sebagaimana dalam siaran persnya.

Secara Virtual, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, bangga bisa melihat dan mengantarkan para PMI ke Jepang. Ida meminta agar semua bisa bekerja dengan sungguh-sungguh, namun tetap jaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan.

“Ini sangat berat dimana proses sempat tertunda, karena Pandemi. Mewakili Pemerintah mengucapkan terimakasih kepada Jepang yang sangat peduli kepada PMI Jepang, terimakasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran ini,” ujarnya.

Ida mengatakan, program G to G Jepang sudah berjalan selama 13 Tahun. Ini akan menjadi solusi karena saat ini sedang kekurangan tenaga kerja akibat aging population yang ada di Jepang. Menurutnya, program penempatan ini adalah kerjasama yang saling menguntungkan dan ivenstasi jangka panjang yang memberikan efek domino bagi dua negara.

Benny menambahkan, sesampainya di Jepang, ke 116 CPMI akan kembali mengikuti pelatihan Bahasa Jepang lanjutan selama 6 bulan. Bukan hanya agar lulus pelatihan, tapi karena kemampuan bahasa menjadi kunci dari pelindungan diri dan juga penentu keberhasilan kerja di negara penempatan.

Untuk Batch 13 tahun 2020 ini, terdapat 305 CPMI akan mengikuti pelatihan Bahasa Jepang lanjutan dan 2 orang dibebaskan pelatihan dengan rincian: The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) Tokyo sebanyak 88 orang, AOTS Osaka sebanyak 116 orang, dan AOTS Nagoya sebanyak 101 orang.

“Dari total 305 orang tersebut, kami bagi menjadi 2 gelombang dimana 196 orang lainnya akan mengikuti Pre Departure Orientation minggu depan tanggal 20 Desember 2020 dan kemudian akan diberangkatkan ke Jepang,” jelasnya.

Kepala BP2MI mengapresiasi dukungan dan perhatian dari semua institusi pemerintah yaitu Kemenaker, Kemkes, dan Kemenlu yang terlibat langsung dalam penempatan ini. Juga kepada Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, JICWELS, Japan Foundation, dan AOTS.

Sumber:BeritaSatu.com

Advertisement
Advertisement