December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Gubernur : Jika Dikelola Dengan Bagus, Minat Warga Jadi PMI Akan Turun

2 min read

BANTEN – Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut tahun 2018 ini pihak Provinsi Banten akan menyediakan setidaknya 128.000 hektar lahan tidur atau kosong untuk tanam jagung dan kedelai. Pada tahun ini di Kabupaten Lebak dimulai menanam 30.000 hektar jagung.

“Hari ini, kita panen jagung tanda dimulai pemanfaatan lahan kosong atau tidur. Jangan biarkan lahan kosong lantas kita jadikan tidak produktif,” ujar Gubernur Banten saat panen raya di Desa Bulakan, Kecamtan Gunung, Kencana, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (26/7/2017).

Pada acara panen jagung tersebut, hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Pertanian, Kementerian Pertanian Bambang, Bupati Lebak Iti Jayabaya, para anggota FKD yakni unsur Polres, Kodim, dan Kejaksaan. Hadir pula dalam rencana pemanfaatan lahan kosong untuk tanam jagung dan kedelai Bulog Divre Banten dan DKI Jakarta.

“Saya mendukung sepenuhnya untuk gerakan pertanian jagung dan kedelai di Lebak ini atau seluruh Banten. Bila diperlukan deregulasi atau peraturan untuk mendukung kegiatan ini, segera akan dibuatkan.

Kita harus berjuang untuk kesejateraan petani atau rakyat. Jangan pernah ragu untuk meningkatkan kesejahtraan rakyat,” ucap pria yang kerap disapa WH itu.

Kepada Kementerian Pertanian, Gubernur Banten minta agar memberikan solusi terhadap hasil panen jagung yang akan dipasarkan.

“Selain tersedianya lahan untuk tanam jagung dan kedelai tetapi jangan setelah panen, petani kebingungan mau ke mana dipasarkan dan harus sudah ada tempat penampungannya,” tutur Gubernur WH.

Sementara itu, Bupati Lebak Iti Jayabaya mengataka panen jagung hari ini adalah buah hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lebak dengan Kementerian Pertanian yang meminjam lahan Perhutani. Perhutani memiliki lahan seluas 700 hektar dan baru dimanfaatkan untuk ditanam jagung seluas 300 hektar.

Setelah dilaksanakan penanaman jagung, kata Iti, timbul masalah yakni petani masih kurang alat untuk pemipil atau untuk merontokan jagung dari tunggulnya. Selain itu, petani masih perlu dibantu mesin pengering agar kadar air yang terkandaung dalam jagung lebih rendah sehingga mutu menjadi lebih baik.

“Saya berharap dari Kementerian mau memberikan bantuan terhadap alat yang masih kurang itu yakni pemipil dan alat pengering. Pokoknya, petani yang sudah berusaha tanam jagung dan kedelai sudah bekerja secara maksimal. Maka akan berkurang minat warga untuk bekerja ke luar kota atau ke luar negeri menjadi TKI dan TKW (Tenaga Kerja Indonesia dan Wanita-red),” ujar Bupati Iti.

Dirjen Pertanian Bambang mengatakan apa yang diharapkan oleh Bupati Lebak akan menjadi pertimbangan.

“Saya akan membawa masalah ini kepada Bapak Menteri Pertanian agar dibahas di dlaam APBN-P. Syukur-syukur bisa masuk ke dalam APBB-P sehingga pada tahun ini akan diberikan apa yang menjadi harapan petani,” ucap Bambang.

Bambang menjelaskan pada tahun 2018, adalah tahun dilaksanakan pembenihan. Oleh karena itu, bantuan benih baik jagung maupun kedelai akan diberikan kepada Kabupaten Lebak atau Provinsi Banten.

“Silakan kepada Bapak Gubernur dan Ibu Bupati selain lahan untuk tanam jagung dan kedelai ada nanti mempersiapkan juga apa saja diperlukan untuk pembenihan. Insya Allah, Kementerian akan menyalurkan pembenihan pada tahun 2018,” ujar Bambang. (eres)

Advertisement
Advertisement