Gunung Tangkuban Perahu Tiba-Tiba Meletus, Erupsi Diprediksi Selama Seminggu Kedepan
BANDUNG – Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat meletus Jumat (26/07), pertama sejak 2013 dan masyarakat diminta untuk menjaga jarak sekitar 1,5 kilometer dari kawah dan mewaspadai “letusan tiba-tiba.”
Gede Suantika, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan letusan yang terjadi kali ini “hampir sama” dengan letusan pada Oktober 2013 dan diperkirakan berlangsung sekitar satu minggu.
“Karena aktivitas ini, yang paling diprioritas orang tak boleh masuk satu setengah kilometer dari radius kawah, hanya bisa di parkir bawah,” kata Gede kepada BBC News Indonesia.
“Saya yakin (skala letusan) hampir sama dengan 2013 dan diperkirakan berlangsung hanya sekitar satu minggu,” tambahnya.
Sementara itu, vulkanolog lain, Kasbani dalam keterangan tertulis menyatakan masyarakat juga diminta untuk “mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.”
Kasbani juga mengatakan “belum da indikasi untuk erupsi magmatik yang lebih besar
Peningkatan aktivitas sejak 21 Juli
Tangkuban Perahu meletus pada Jumat pukul 15:48 WIB, dengan abu mencapai ketinggian sekitar 200 meter di atas puncak dengan tinggi sekitar 2.284 meter dari permukaan laut.
Keterangan PVMBG menyebutkan kolom abu bewarna kelabu dan erupsi tercatat di seismogram dengan duraski sekitar lima menit 30 detik.
Kepulan asap dari Kawah Ratu Gunung tercatat pada Selasa (23/07) dan pada 21 Juli petugas mencatat 425 kali gempa hembusan Gunung Tangkuban Perahu.
Letusan pertama Tangkuban Perahu tercatat pada 1829 dengan erupsi selama tiga hari tiga malam, menurut data yang dikirimkan pihak PVMBG.
“Sejarah erupsi besar tidak ada, hanya letusan freatik kecil-kecil sejak 1829,” kata Gede Suantika Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api, PVMBG. []