Ilegal, PMI Cantik Bernama Ayu Meninggal Ditempat Kerjanya
BALI – Sungguh malang nasib AA. Ayu Deni Sustinayani, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng yang bekerja di Turki. Alih-alih merantau untuk memperbaiki nasib dengan bekerja sebagai karyawan Spa sejak 4 bulan lalu, Ayu justru menghembuskan napas terakhir di Turki, Kamis (12/09/2019).
Informasi yang dihimpun menyebutkan teka-teki penyebab pasti kematian Ayu pun belum pasti. Namun beredar kabar, sebelum dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit negara setempat, Ayu sempat pingsan di tempatnya bekerja. Oleh rekannya, Ayu dibawa ke rumah sakit setempat hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Kabar meninggalnya Ayu Deni Sustinayani di Turki, kini sudah sampai di telingga keluarganya. Tentu saja kepergian Ayu secara mendadak ini, menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga. Mereka tak menyangka, Ayu pergi secepat itu, apalagi meninggal di negeri orang.
Seperti diungkapkan ipar Ayu bernama Komang Lian Agustina, 28, bahwa kabar duka atas meninggalnya Ayu diterimanya dari rekan kerja Ayu Deni Sustinayani di Turki.
“Katanya mendadak pingsan di tempatnya bekerja sebelum dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit. Kabar itu kami terima dari temen kerjanya asal Tabanan,” kata Lian, Sabtu (14/09/2019).
Duka mendalam juga terlihat dari ibu korban, Ketut Artini 50. Ibu tiga anak ini tak menyangka jika kepergian putri bungsunya begitu cepat. Artini menceritakan bahwa Ayu Deni Sustinayani berangkat ke Turki untuk bekerja pada 26 Mei 2019 lalu. Keberangkatan Ayu ke Turki untuk bekerja terapis spa atas inisiatif sendiri, tanpa melalui perantara.
Dikatakan Artini, selama berada di Turki, buah hatinya intens berkomunikasi dengan keluarga. Namun, selama ini korban tidak pernah berkeluh kesah jika mengalami sakit. Bahkan, sebelum pingsan hingga dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (11/09/2019) sore, Ayu sempat menelepon keluarganya.
“Saat nelepon paling cuma cerita seputar pekerjaan Ayu Deni Sustinayani di Turki. Ya cerita ketika jalan-jalan, menanyakan kondisi kesehatan,” ujar Artini dengan nada lirih.
Kesedihan Artini kian menjadi lantaran korban sempat bercita-cita ingin membantu keluarga merenovasi merajan. Artini pun tak menampik, selama bekerja di Turki, Ayu Deni Sustinayani rajin setiap bulan mengirimkan uang ke orangtuanya dengan nominal yang beragam.
Artini mengaku tidak memiliki firasat apapun akan kepergian bauh hatinya. Hanya saja, beberapa hari sebelum meninggal, Ayu sempat melontarkan kalimat dirasa janggal oleh keluarganya. Kala itu Ayu Deni Sustinayani berkata “Mih melah ti jani merajane, dot tiyang mantuk” (Wah, sekarang bagus sekali Pura-nya, ingin sekali Ayu pulang),” kenangnya.
Kini pihak keluarga masih menunggu kepulangan jenazah Ayu. Kabarnya, jasad korban saat ini sudah berada di Bandara Izmir, Turki sebelum diberangkatkan ke Bali.
“Mungkin itu merupakan pertanda. Kalau soal renovasi merajan dibiayai Ayu Deni Sustinayani, dari upah bekerja di Turki. Perbulan Ayu kirim uang, namun bervariasi. Biasanya per bulan Rp10 juta,” ucap Artini.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan mengaku, sudah menerima kabar meninggalnya seorang PMI asal Buleleng di Turki bernama AA. Ayu Deni Sustinayani. Saat ini, Disnaker Buleleng masih berkoordinasi dengan pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Denpasar.
Terkait pemulangan jenazah Ayu, pihak Disnaker masih menunggu informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara, Turki.
“Kami tidak membahas penyebab dan legalitas dulu. Bagi kami, yang prioritas saat ini adalah memulangkan jenazah ke tanah air. KBRI masih membantu prosesnya,” tandas Dwi Priyanti. [JPNN]