Jumlah Kasus Positif Corona di Indonesia Per 18 Juli “Berhasil” Mengungguli China
JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan terjadi penambahan 1.752 konfirmasi kasus positif virus corona pada Sabtu (18/07/2020).
Itu didapatkan setelah pemeriksaan 25.552 spesimen di laboratorium, sehingga per hari ini, total angka positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 84.882 kasus. Untuk diketahui, angka itu melampaui catatan positif corona di China per hari yang sama.
Merujuk pada data yang dihimpun dari worldometer.info, hari ini angka positif corona di China mencapai 83.644, dengan kesembuhan 78.758, dan kematian 4.634.
Namun, merujuk pada data yang dihimpun Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka positif Covid-19 di Indonesia justru masih lebih rendah dari China.
“Di China, dari 11 Januari hingga pukul 19.47 CEST, 17 Juli 2020, sudah ada 85.775 kasus konfimasi Covid-19 dengan 4.651 kematian,” demikian dikutip dari situs WHO soal perkembangan di China.
China diketahui menjadi negara pertama terjadinya wabah Covid-19 yang lalu menjadi pandemi global. Wabah virus corona di China kali pertama terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, pada bulan-bulan akhir 2019 lalu.
Penanganan corona di Indonesia dan China sendiri memiliki sejumlah perbedaan. Jika Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), China menerapkan lockdown atau penutupan wilayah.
Lockdown pertama kali diterapkan di Wuhan, Provinsi Hubei selama 76 hari sejak 23 Januari. Langkah ini pun dinilai efektif meminimalisasi penyebaran virus corona.
China juga langsung membangun 16 rumah sakit sementara di sana. Rumah sakit tersebut dapat menampung 13 ribu tempat tidur.
Pemerintah China kerap mengandalkan lockdown sebagai upaya memutus mata rantai penularan virus. Meskipun pada satu wilayah hanya ditemukan sedikit kasus.
Sedangkan melirik Indonesia. PSBB diterapkan di daerah yang memiliki jumlah kasus signifikan. Contohnya DKI Jakarta dan Surabaya Raya (Jawa Timur).
Beberapa daerah ada yang menerapkan PSBB lebih dari satu kali dan melakukan perpanjangan. Durasi PSBB ditetapkan selama 14 hari, namun pemerintah daerah bisa menerapkan perpanjangan.
DKI Jakarta, sebagai pusat penyebaran kasus pertama di Indonesia, menjadi wilayah pertama yang menerapkan PSBB pada 10 April 2020. PSBB diperpanjang beberapa kali, sampai akhirnya DKI Jakarta menerapkan PSBB transisi pada 5 Juni 2020. PSBB transisi itu pun terus dilanjutkan hingga yang terbaru berakhir pada 30 Juli mendatang. []