Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Kian Mengkhawatirkan, Ini Pengganti Paracetamol Jika Anak-Anak Dilanda Demam
JAKARTA – Dalam dua bulan terakhir, kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun mengalami peningkatan. Mengutip informasi di laman Kemkes.go.id, per tanggal 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan. Dari data tersebut, kasus paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.
Seiring dengan peningkatan tersebut, Kemenkes meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual ,muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Terkait hal tersebut, dokter penyakit dalam, dr. Andi Khoemini Takdir Haruni, Sp.PD menyampaikan kepada masyarakat untuk menghindari obat parasetamol berbahan EG (Etilen-Glikol) atau DEG (Di-Etilen-Glikol). Informasi tersebut disampaikannya melalu akun Twitter miliknya, @dr_koko28, dilihat Kamis (20/10/2022)
“Untuk sementara waktu teman2 mohon hindari pemakaian obat sirup parasetamol. Apalagi yang mengandung etilon-glikol dan atau di-etilen-glikol. Ditengarai sebagai satu dari beberapa penyebab terjadinya gangguan fungsi ginjal akut pada anak-anak. Note : Oktober-2022,” tulis Andi dalam twitnya.
Ia juga menjelaskan bahwa bahan tersebut sudah menjadi perhatian setelah adanya kasus gagal ginjal pada anak-anak di Gambia setelah konsumsi obat terkontaminan EG dan DEG.
Hingga Selasa (18/10/2022) malam, twit tersebut telah diretwit sebanyak 6.400 kali dan disukai lebih dari 15.000 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Bisa ganti obat parasetamol sirup ke puyer
Meski begitu, Andi mengimbau kepada masyarakat untuk jangan panik dan tetap mencermati komposisi label pada obat parasetamol.
“Teman-teman jangan panik. Baca label. Kenali isi. Penting untuk tahu dari mana asal obat tersebut,” ujar Andi kepada Kompas.com, Selasa (18/10/2022).
Ia juga memberikan alternatif bentuk obat parasetamol yang bisa dikonsumsi anak yakni dalam bentuk puyer.
“Jika tidak bisa dengan obat sirup, opsinya balik ke puyer,” imbuhnya.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyatakan, konsumsi obat parasetamol sirup untuk anak-anak masih diperbolehkan. Sebab hingga saat ini belum ada larangan resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menyetop konsumsi obat parasetamol sirup pada anak.
Meskipun demikian, karena penyebab gangguan ginjal akut di Indonesia yang belum pasti, ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam pemberian obat parasetamol sirup yang dijual bebas pada anak.
“Bapak Ibu sekalian, enggak usah panik, ya monggo, silakan berikan paracetamol it’s okay, yang biasanya dapat obat kalau demam, dikasih oke saja,” ujar Piprim dalam Klarifikasi IDAI Terkait Gangguan Ginjal yang Dikaitkan dengan Parasetamol, Selasa (18/10/2022).
Selain itu Piprim juga merekomendasikan masyarakat untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pemberian parasetamol pada anak. Ia juga menyarankan, apabila anak demam, lebih baik tidak terburu-buru diberikan obat tetapi dengan memberinya kompres hangat terlebih dahulu.
“Demam itu kan sebenarnya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virusnya. Kalau anak demam sebetulnya sedang ada proses peperangan dalam tubuhnya untuk mengusir virusnya. Mungkin bisa kita upayakan dengan kompres hangat dulu ya,” kata dia.
“Sampai kalau ada pengumuman resmi nanti kita akan ikuti pengumuman dari badan yang berwenang, tetapi sekali lagi belum ada larangan resmi untuk kemudian menyetop penggunaan parasetamol sirup,” jelasnya. []