Kejamnya Melampaui Batas, Majikan Ini Di Tuntut Ke Pengadilan
HONG KONG – Lanie Grace Rosareal, 28 tahun, Pekerja Migran Philipina ini menuntut majikannya, Au Wai Chun (65 tahun) setelah berhasil keluar dari tempat kerjanya. Ia berani melakukan pengaduan saat pengganti dirinya, Begum Raksona (Pekerja Migran Bangladesh) mengalami cidera setelah disiram air panas. Begum pun mengajukan konpensasi kesembuhan dan pesangon.
Lanie harus Berlutut di setiap Akhir Bulan
Lanie mengaku, di setiap akhir bulan ia harus berlutut, memohon gajinya dibayarkan dengan baik karena ingin mengirimkan uang itu ke keluarganya di Philipina sana.
“Dia hanya menjawab tidak akan memberi saya dolar, meskipun seandainya keluarga saya meninggal dunia. Saya sudah enam bulan bekerja, namun sama sekali tidak memegang uang..” Kata Lanie Grace Rosareal saat ditanya PM 10/8 lalu.
Au Wai Chun menyanggah penyataan Lanie tersebut dengan alasan sudah memberikannya kepada Lanie saat pekerjanya itu meminta untuk kebutuhan keluarganya seperti ibu Lanie sakit, anak saudarinya butuh susu, ayahnya tidak bekerja, dan lain-lain.
Buku Hukuman dan Denda
Au Wai Chun(Au WC) memberikan buku hukuman dan denda kepada setiap pembantunya, “Punishment Book”. Ia tidak segan-segan memberi tarif harga setiap kesalahan yang diperbuat mereka. Seperti mengganggu mam saat mendengarkan berita akan dikenai denda HK$.100, membiarkan kupu-kupu menclok pada handuk lopan HK$40, terlalu banyak air dalam teh kesukaan HK$30, lupa merendam timun dengan garam HK$20, tidak segera meminta maaf HK$50, mengatakan just dan misunderstood HK$30 dan masih banyak lagi.
Au WC mengatakan pemberian hukuman dan denda tersebut karena ingin pekerjanya lebih fokus bekerja dan tidak mengulangi setiap kesalahan, baik kecil maupun fatal. Ia akan memberikan reward bila Lanie bekerja tanpa komplain dari dia. Ia juga menyuruh Lanie membuat surat pernyataan tertulis atas kesembronoanya menggunakan Octopus atau Patadhung tanpa izin dan surat tanda Lanie menyayangi Au dan majikannya itu adalah orang baik.
“Saya sangat takut. Apabila tidak melakukan apa yang dia minta, saya akan dilaporkan ke polisi dan ia akan mencincang saya dengan pisau.. ” Tutur Lanie yang juga diancam dengan gunting pada lehernya.
Sementara Au WC menyangkal dengan berdalih bahwa Lanie adalah gadis nakal, tidak sopan dan tidak menghormati lopan. Dia yang juga seorang guru itu menganggap Lanie anak didiknya yang bandel dan nakal di kelas.
“Sekarang saya harus bisa mengupas tindak kriminal ini sampai mati, bila aku kurang beruntung atau mungkin mati sebelum berhasil maka berjanjilah kalian akan menulis artikel tentang pembantu yang serakah bisa membunuh majikannya..” Pinta Au kepada media manapun. Ia meng-klaim bahwa pengadilan di Hong Kong pasti akan memihak kepada para pekerja asing, ia juga menghimbau para majikan untuk lebih waspada kepada pembantunya yang mungkin lebih serakah dan licik.
Lalu, Hakim Pang Chung Ping memberikan reaksi bahwa tidak hanya Au WC yang menghancurkan kepercayaan para pekerja asing dan majikan di Hong Kong . Namun, reputasi mereka pun akan tercoreng.
Saat ini Lanie berada di shelter guna menyelesaikan kasusnya. Ia berharap ada ending baik dalam masalahnya. Baginya pukulan dan tendangan Au tidak hanya menorehkan luka di hati namun bisa menjadi trauma pekerja asing selain dia.
“Saya menuntut keadilan atas perlakuan kejam dan tindakan melampaui batas(hukuman dan denda) majikan kepada saya. Saya yakin hukum Hong Kong memihak kebenaran..” Tutup Lanie yang juga membuat surat keadaan kerja dan perlakuan Au Wai Chun kepada hakim dan imigrasi Hong Kong. [Anna Ilham]
Sumber : SCMP