Kisah Kenyentrikan Abu Nawas, Menghina Raja Malah Mendapat Hadiah

ApakabarOnline.com – Sebagian besar orang, pasti telah mengenal tokoh yang bernama Abu Nawas. Tentu saja, tokoh tersebut cukup populer dalam sebuah buku yang berjudul 1001 malam.
Dalam artikel ini, penulis akan memaparkan sebuah kisah tentang Abu Nawas ketika dirinya menghina raja malah diberi hadiah. Simak baik-baik kisahnya berikut ini.
Pada suatu hari, sang khalifah dalam sebuah perjalanannya merasakan sakit perut dan ingin buang hajat. Sang khalifah pun meminta dirinya di antar ke sungai oleh para prajuritnya, karena pada waktu itu belum ada toilet khusus.
Sesampainya di sungai, sang khalifah pun bergegas untuk membuang hajat. Pada waktu itu, semua pengikutnya paham bahwa tidak boleh ada yang buang hajat di hulu sungai, karena dikhawatirkan mengalir ke arah sang khalifah. Bagi yang melakukan itu, tentu akan mendapat hukuman yang berat.
Namun, Abu Nawas tidak menghiraukan hal itu. Dengan santai, dirinya buang hajat di hulu sungai, yang mana sang khalifah pun sedang membuang hajat tapi di bagian hilir sungai. Akhirnya kotoran Abu Nawas mengalir mengenai sang khalifah, dan tentu sang khalifah pun kaget dan marah besar.
Tak menunggu waktu lama, sang khalifah pun memerintahkan para prajuritnya untuk menyusuri hulu sungai, dan ditemukanlah Abu Nawas. Tentu, Abu Nawas terancam mendapat hukuman berat dari sang khalifah.
“Kamu tidak punya tata krama, buang hajat di depanku hingga kotoranmu mengenaiku”, bentak sang khalifah.
“Baginda sepertinya salah paham”, bela Abu Nawas sendiri.
“Tak usah banyak alasan, kamu harus dihukum”, kata sang khalifah.
“Saya melakukan ini agar bisa menghargai engkau, Baginda”, bela lagi Abu Nawas.
“Kenapa kamu membuang hajat seperti itu disebut menghormati aku?”, tanya penasaran sang khalifah.
“Begini, selama ini bahwa ketika Baginda tengah melakukan perjalanan dengan rakyat dan prajurit, itu di antara mereka tidak ada yang berani mendahului Baginda. Begitupun dengan saya, ketika saya ikut rombongan, juga melakukan hal yang sama. Itu saya lakukan sebagai tata krama dan sopan santun saya kepada Baginda”, jelas Abu Nawas.
“Ya, bagus. Tapi apa hubungannya dengan perbuatanmu sekarang ini?”, tanya lagi sang khalifah.
“Begini Baginda, saya menghormati engkau tidak setengah-setengah. Ketika saya buang hajat, saya memilih di hulu sungai supaya kotoran saya tidak sopan kepada kotoran Baginda, karena sudah berani mendahului kotoran Baginda. Ini semua saya lakukan demi tata krama saya kepada kotoran Baginda”, jelas lagi Abu Nawas.
Mendengar penjelasan tersebut, Abu Nawas pun tak jadi dihukum, ia malah diberi hadiah oleh sang khalifah karena penjelasannya yang masuk akal. []