April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

“Mamaku”, Program untuk Eks PMI Berdaya dan Produktif di Kampung Sendiri

2 min read

CILACAP – Pulang dari luar negeri, pensiun menjadi PMI, sudah barang tentu akan terwujud jika kepastian sumber perekonomian tercukupi. Tak jarang, lantaran ketidakadaan sumber perekonomian, meskipun sudah menyatakan diri pensiun menjadi PMI, seseorang terpaksa kembali berangkat ke luar negeri, menjadi PMI.

Tercukupinya sumber perekonomian di kampung halaman memang ditentukan oleh beberapa faktor. Antara skill, modal kapital, jaringan hingga keberuntungan sering menjadi lingkaran yang tidak bisa dipisahkan. Tidak ada rumus pasti yang memformulasikan modal kapital harus sekian ditambah modal skill yang demikian. Sebab setiap bentuk upaya pemberdayaan sumber perekonomian memiliki perbedaan.

Memahami hal tersebut, sebuah BUMN yang beroperasi di wilayah kantong pengirim pengirim pekerja migran Indonesia (PMI), ikut peduli mewujudkan mantan PMI harus berdaya di kampung sendiri. BUMN tersebut adalah Pertamina.

Menukil Banyumas Ekspres, Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap mendorong para eks pekerja migran Indonesia (PMI) di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah lebih berdaya dengan mengoptimalkan potensi lingkungan. Hal itu diwujudkan melalui pelatihan olahan tambak bagi kelompok wanita eks-TKW Kutawaru di Saung Wisata Pemancingan ‘Kampoeng Kepiting’, Kutawaru, Sabtu (06/03/2021).

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan menerangkan pelatihan ini sebagai bagian dari program pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kutawaru (Mamaku) guna memaskimalkan peran perusahaan terhadap aspek lingkungan.

“Hal ini dilatarbelakangi tingginya angka pengangguran khususnya perempuan yang telah lepas dari kontrak TKW,” ujarnya.

Program Mamaku fokus pada pengembangan masyarakat berbasis eco-tourism dengan empat kegiatan utama.

“Ada pengembangan Silvofishery tambak kepiting, inovasi pengelolaan sampah mandiri berbasis energi baru terbarukan, pengembangan wisata pemancingan kelompok pembudidaya ikan dan pelatihan pengelolaan tambak Kelompok Wanita eks TKW,” lanjut Hatim.

Di sisi lain masuknya peran eks PMI juga untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia dalam mendukung konsep eco-tourism khususnya pengelolaan hasil tambak menjadi camilan atau oleh-oleh khas Mamaku.

“Para eks TKW ini tentu memiliki pengalaman yang matang di luar negeri. Saatnya kita alihkan pengalaman itu untuk membesarkan kampung halaman mereka sendiri,” kata Hatim.

Peserta pelatihan tergabung dalam kelompok Bunda Malutik Kutawaru (Buntikku). Kata ‘Malutik’ berasal dari bahasa setempat, yang artinya ‘grumbul’ atau dalam Bahasa Indonesia dimaknai bersatu.

“Kegiatan pelatihan ini menggunakan protokol kesehatan secara ketat, seperti penggunaan masker dan peserta lebih dulu menjalani swab antigen,” pungkas Hatim.

Pelatihan diikuti 10 orang eks PMI yang kesulitan memperpanjang kontrak di luar negeri karena terdampak pandemi Covid 19. Sedangkan Pemateri dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Persatuan Chef Profesional Banyumas.

Dalam kesempatan itu Officer CSR & SMEPP Pertamina RU IV, Dian Kuswardani secara simbolis menyerahkan bantuan peralatan dan perlengkapan kegiatan pelatihan olahan tambak.

Ketua Kelompok Buntikku, Sumiyati menyambut antusias kegiatan pelatihan yang diinisiasi oleh Pertamina RU IV Cilacap.

“Ini menjadi wujud sinergi yang terjalin sangat baik selama ini. Kami yakin kegiatan ini bermanfaat untuk memberdayakan para mantan TKW untuk fokus pada potensi lokal sehingga tidak harus menjadi TKW lagi,” tutupnya. []

Advertisement
Advertisement