April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Marak Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak, Pemerintah Melarang Penggunaan Paracetamol Syrup

3 min read

JAKARTA – Pemerintah mencatat dalam dua bulan terakhir kasus gagal ginjal akut misterius pada anak terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data diterima Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus gagal ginjal akut misterius hingga Selasa (18/10/2022), mencapai 189 kasus.

Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yanti Herman mengatakan, kasus gagal ginjal akut itu didominasi pada usia enam bulan hingga 18 tahun. Namun Yanti mengimbau para orangtua tidak panik dengan tetap memantau kondisi kesehatan serta pemenuhan kebutuhan cairan anak.

 

Gejala Gagal Ginjal

Yanti mengatakan bahwa orang tua perlu mewaspadai kemunculan gejala yang mengarah pada gagal ginjal seperti diare, mual, muntah, demam selama tiga sampai lima hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta volume urine yang semakin sedikit.

Gejala gagal ginjal lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna urine menjadi pekat atau kecokelatan.

Bila anak-anak warna urinenya berubah dan volume urine berkurang atau sama sekali tidak ada urine selama enam sampai delapan jam pada siang hari, Yanti mengatakan, orang tua harus segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar bisa mendapatkan penanganan medis.

“Jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan, jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri,” kata Yanti di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Yanti menyampaikan bahwa pencegahan gangguan ginjal bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir usai aktivitas, makan makanan bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, dan minum air matang.

Pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta juga telah membentuk tim untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak tersebut. Sebab hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak di Indonesia.

 

Kasus Kematian 66 Anak di Gambia Diduga Akibat Obat Batuk Sirup

Di tengah penyelidikan dilakukan pemerintah tersebut muncul dugaan paracetamol menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut misterius. Dugaan itu muncul seiring kasus kematian 66 anak di Gambia usai mengonsumsi obat batuk sirup produksi perusahaan Maiden Pharmaceuticals asal India.

Otoritas India kemudian menghentikan produksi sirup obat batuk tersebut. Menteri Kesehatan Negara Bagian Haryana, Anil Vij mengatakan kepada media partner Reuters, ANI, pihak berwenang telah menginspeksi pabrik obat Maiden di dekat daerah Sonipat di negara bagian tersebut. Dari inspeksi tersebut, ditemukan 12 pelanggaran. Vij mengatakan pihaknya pun memerintahkan agar produksi dihentikan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyampaikan analisis laboratorium empat produk Maiden yaitu Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup mengandung dietilen glikol dan etilen glikol. Empat produk Maiden itu diteliti setelah kadar dietilen glikol dan etilen glikol berlebihan, yang dapat menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut.

Situs web berita Moneycontrol sebelumnya mengutip badan pengawas obat Haryana yang mengatakan Maiden tidak melakukan pengujian kualitas propilen glikol, dietilen glikol dan etilena glikol. Sementara batch tertentu propilen glikol tidak memiliki tanggal pembuatan dan kedaluwarsa.

Dietilen glikol dan etilena glikol digunakan merupakan alternatif gliserin yang lebih murah di beberapa produk farmasi yang fungsinya sebagai pelarut atau zat pengental dalam sirup obat batuk.

Dikutip dari Al Arabiya, Rabu (12/10/2022), petinggi Maiden, Naresh Kumar Goyal menolak berkomentar. Pekan lalu dia mengatakan kepada Reuters, pihaknya berusaha mencari tahu apa yang terjadi di Gambia.

Maiden menyampaikan dalam situs webnya, mereka memproduksi 2,2 juta botol sirup per tahun, 600 juta butir kapsul, 28 juta suntikan, dan 300.000 tube obat, dan 1,2 miliar butir tablet di tiga pabriknya. Maiden memasarkan produknya di dalam negeri dan juga ekspor ke negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. []

Advertisement
Advertisement