Mengapa Berwudu Dapat Meredam Amarah
JAKARTA – Amarah atau emosi yang dirasakan oleh setiap orang merupakan sebuah ekspresi normal manusia dalam kehidupan.
Emosi bisa terjadi dikarenakan sesuatu hal yang membuat kita merasakan sedih, kecewa dan lain sebagainya. Sehingga terjadi dorongan dari dalam diri untuk mengekspresikan rasa kecewa atau sedih melalui amarah.
Namun jika emosi tersebut ke arah negatif, tentunya kita harus bisa mengendalikannya. Sebab jika berlebih, luapan emosi seperti amarah bisa merugikan kita sendiri maupun orang lain.
Dikutip dari jmto.co.id, Rasulullah SAW telah memberikan contoh bagaimana cara meredam kemarahan. Salah satunya dengan berwudu. Dengan berwudu dan berusaha mencegah wudu, kita bisa mengendalikan emosi. Berwudu menghindarkan kita dari perbuatan yang tidak baik, salah satunya adalah kemarahan.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api itu hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, jika seorang di antara kamu marah maka berwudulah.” (HR. Abu Daud).
Orang yang senantiasa menjaga wudu akan merasa tidak nyaman jika harus marah. Orang yang menjaga wudu akan berusaha menjaga diri dari perbuatan maksiat, serta malu kepada Allah SWT jika terbersit keinginan untuk meluapkan emosi. Mereka akan menjaga emosi agar tidak meledak-ledak.
Oleh karena itu, apabila hati kita merasa panas, emosi datang tiba-tiba, segeralah beristighfar. Kemudian ambillah air wudu, sambil terus memohon ampun kepada Allah SWT.
“Ketika kita marah, apabila dalam keadaan berdiri maka kita duduk,” ujar Ir. Sudin Empa, tenaga pengajar Ilmu Pengetahuan Umum di Ponpes Sohibul Qur’an Kendari, Rabu malam (8/9/2021).
Lebih lanjut Sudin Empa menjelaskan bahwa apabila kita duduk masih marah, maka kita berbaring dan apabila berbaring masih marah, maka kita berwudu karena dengan berwudu kita mensucikan hati kita dari godaan setan. Karena amarah itu adalah hasil dari godaan setan, dengan berwudu maka kita mensucikan diri dan berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan tersebut untuk menyejukkan hati kita kembali.
Dilansir dari galajabar.pikiran-rakyat.com, Berikut 5 cara agar kita bisa menahan amarah.
- Membaca Taawudz
Jika sedang marah, coba membaca Taawudz.
“Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz.
A’uudzu billahi minas syaithanir rajiim
“Marahnya akan hilang,” sabda Nabi SAW seperti diriwayatkan Sulaiman bin Surd RA dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
- Diam
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW menyarankan untuk tetap diam.
Sebab, saat seseorang marah dan membiarkan mulutnya terbuka, banyak sambatan, misuh-misuh, cacian, makian yang keluar sampai menyakiti orang lain.
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan lighairihi).
- Berganti Posisi
Saat sedang marah, berganti posisi menjadi salah satu cara untuk meredakan atau menenangkan diri.
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup).
“Namun, jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini shahih).
- Mengambil Wudu
Air wudu dapat menenangkan amarah dalam hati. “Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air.
“Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan).
- Mengingat Wasiat dan Janji Rasulullah SAW
Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat yang sama saat seseorang memintanya, yaitu “Janganlah engkau marah”.
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, ”Janganlah engkau marah.”
Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi SAW (selalu) menjawab, ”Janganlah engkau marah”. (HR. Bukhari, no. 6116)
Rasulullah SAW juga menyebut balasan yang luar biasa bagi penahan amarah.
“Barang siapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari kiamat untuk memberinya pilihan bidadari ia inginkan.”
Hadis ini diriwayatkan Imam Abu Daud, no. 4777 dan Ibnu Majah, no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini sanadnya hasan. []