April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mengejutkan, Ternyata Jumlah PSK di Indonesia yang Tercatat Ada Ratusan Ribu Orang

2 min read

JAKARTA – Prostitusi merupakan praktik ilegal yang melanggar hukum di Indonesia. Namun siapa sangka, negara ini justru dipandang sebagai salah satu destinasi wisata seks karena memiliki jumlah pekerja seks komersial (PSK) yang cukup banyak.

Bahkan Indonesia termasuk lima negara destinasi wisata seks ter populer di dunia. Hal ini membuktikan bahwa praktik prostitusi di Indonesia masih menjamur.

Melansir Okezone.com Maret 2022, Kementerian Sosial pada 2018 lalu menyatakan Indonesia merupakan negara dengan jumlah lokalisasi paling banyak di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa praktik prostitusi di Indonesia sudah menjamur sejak dulu.

Koordinator Nasional Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) mengungkapkan bahwa estimasi jumlah pekerja seks perempuan di Indonesia mencapai kisaran 230.000 orang pada 2019.

Dikutip dari situs komnasham.go.id, jumlah tersebut cukup besar dan belum termasuk PSK pria dan transgender serta PSK yang tidak terdaftar.

Hal itu memantik pertanyaan apakah penutupan lokalisasi akan berimplikasi pada pembubaran kegiatan prostitusi? Pertanyaan ini tentu membutuhkan jawaban pasti yang hanya bisa diperoleh melalui sederet penelitian.

Praktik prostitusi bukanlah masalah baru di Indonesia. Akan tetapi kegiatan ini merupakan hal serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat dan pemerintah.

Praktik prostitusi menurut akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Jambi merupakan kejahatan kesusilaan yang bersifat ilegal dan bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM). Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah sebenarnya sudah menutup sejumlah lokalisasi di Indonesia yang menjadi tempat para PSK menjajakan kesenangan sesaat.

Akan tetapi sampai saat ini praktik prostitusi belum benar-benar sirna. Belakangan para PSK di Indonesia justtru menjajakan diri melalui pasar online. Praktik prostitusi yang dulu banyak dilakukan kaum menengah ke bawah kini berkembang di kalangan atas dengan tarif yang sangat fantastis.

Sementara itu dilansir dari Kumparan.com alasan seseorang memutuskan diri menjadi PSK bermacam-macam.

Eunike Sri Tyas Suci, psikolog sekaligus dosen di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, pernah melakukan penelitian di lokasi Resosialisasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Yogyakarta yang kini telah berubah menjadi Terminal Penumpang Giwangan Yogyakarta. Karena saat itu letaknya berdekatan dengan Kampung Sanggrahan, Kotagede, tempat resosialisasi ini lebih populer dengan sebutan Resos Sanggrahan.

Di Resos Sanggrahan itu Eunike mewawancarai sejumlah PSK untuk bahan penelitian tesis S2-nya di Brown University di Amerika Serikat. Dari situ Eunike mengetahui ada kondisi psikososial tertentu pada diri mereka.

“Seseorang memutuskan menjadi PSK umumnya atas keputusan sadar dan rasional untuk mendapatkan apa yang dia inginkan,” katanya. []

Advertisement
Advertisement