April 19, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Menunggu Sembilan Bulan, Jenazah PMI yang Ditusuk Pisau Sesama PMI Dipulangkan

2 min read

JAKARTA – Usai melalui proses hukum hampir setahun lamanya, jenazah Ramadan LA Saliku (31), PMI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Taiwan, tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado. Jenazah diberangkatkan dari Jakarta menumpangi pesawat Garuda Indonesia tiba sekitar pukul 15.30 WITA hari ini.

Ramadan meregang nyawa pada 26 Desember 2018 lalu karena dugaan ditusuk oleh oknum berinisial V yang juga seorang PMI. Warga Lembeh Selatan, Kota Bitung ini sebelum tewas, sempat bertikai dengan V usai bersama-sama menikmati minuman keras.

Kepala BP3TKI Manado Hard Merentek menjelaskan pemulangan jenazah terhalang proses peradilan di Kejaksaan Taiwan yang mengharuskan pemerintah Indonesia dan pemerintah Taiwan menunda proses pemulangan jenazah ke Indonesia. Merentek menambahkan saat peradilan, BP3TKI difasilitasi penanganannya oleh KDEI Taipei.

“Kami terus berkordinasi dengan KDEI, Kemenlu, bahkan juga dengan BNP2TKI. Koordinasi dilakukan sejak awal 2019,” ujar Merentek di Bandara Sam Ratulangi Manado, Rabu (04/09/2019).

Dia menambahkan pihaknya juga memfasilitasi dengan keluarga almarhum saat proses peradilan dilakukan. Termasuk di dalamnya dokumen yang dibutuhkan.

“Sayangnya hak-hak almarhum tidak kami berikan karena yang bersangkutan telah berganti perusahaan kerja sebulan setelah tiba di Taiwan,” tuturnya.

“Termasuk BPJS Ketenagakerjaan juga tidak bisa diberikan karena almarhum ini meninggal karena perkelahian bukan karena saat bekerja,” tambahnya.

Belajar dari pengalaman ini, dia meminta seluruh masyarakat yang menghendaki bekerja sebagai pekerja migran dapat mendaftarkan secara formal pada Dinas Tenaga Kerja setempat dan BP3TKI.

Sementara itu, saat jenazah tiba Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Utara yang diwakili Kepala Bidang Binapenta, Lucky Taju ikut mendampingi keluarga menjemput jenazah tenaga kerja Indonesia itu. Lucky Taju saat diwawancarai mengaku turut sepenanggungan dengan keadaan yang diterima keluarga.

“Mewakili Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulut Erny Tumundo, saya menyampaikan turut berdukacita sedalamnya. Semoga keluarga tetap kuat dan tetap semangat dalam menjalani ujian kehidupan ini,” kata Lucky.

Terpantau juga, istri almarhum, Suryati Daoda bersama anak semata wayang tak mampu menahan air matanya saat mengatakan bahwa almarhum pergi merantau bekerja di Taiwan sejak awal tahun 2015, dan kenyataan kembali berjumpa setelah 4 tahun berpisah harus dipertemukan dengan kondisi yang berbeda dan menyedihkan.

“Saya bersyukur, jenazah suami saya bisa dikebumikan di Lembeh walau telah menunggu 9 bulan lamanya,” sebut Suryati terbata-bata.

Peristiwa berdarah yang merengut nyawa suami tercinta diketahui sang istri pertama kali dari kakaknya, PMI di Korea.

“Mendengar informasi itu, saya kembali mencari tahu lagi informasi lebih jelas menelepon ke teman-teman TKI di Taiwan,” cerita Suryati.

Dalam peristiwa ini Suryati mengaku tidak punya firasat apa-apa. Bersama putri semata wayang dua hari sebelum kejadian tepatnya tanggal 24 Desember 2018 sempat berkomunikasi melalui sambungan telpon.

Sang suami yang sudah empat tahun pernah bekerja di Taiwan sebagai pekerja kebun buah, menanyakan kabar sampai ngobrol dengan putri mereka. Lewat sambungan telepon, hampir setiap hari selalu berkomunikasi dengan intens. []

Advertisement
Advertisement