December 12, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Mulai Akhir Novembver 2018, Pasangan Menikah Tidak Akan Mendapat Buku Nikah

3 min read

JAKARTA – Pemerintah akan mengganti buku nikah dengan kartu nikah. Menteri Agama Lukman Hakin Saifuddin menjelaskan, pergantian itu dilakukan agar dokumen administrasi pernikahan lebih praktis. Wujud kartu dinilai lebih mudah disimpan, jika dibandingkan buku nikah yang tebal.

“Kami ingin lebih simpel seperti KTP atau ATM yang lain, jadi itu bisa dimasukkan ke dalam saku, bisa disimpan di dalam dompet,” kata Lukman di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (11/11/2018), seperti dikutip dari Kompas.com.

Pergantian ini diumumkan bersamaan dengan peluncuran Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis Website (Simkah web), Kamis (8/11/2018) lalu.

Menurut Lukman, model kartu nikah bisa dibawa ke mana-mana dibanding buku nikah. “Bisa memudahkan, ketika kita harus meregistrasi atau memerlukan catatan apakah kita sudah nikah atau belum dan seterusnya dan seterusnya, karena bisa dibawa ke mana-mana,” ujar Lukman.

Alasan lain adalah berkembangnya hotel-hotel syariah. Menurut Direktur Jenderal Bimbingan Massyarakat Islam, Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin, hotel-hotel syariah biasanya meminta tamunya menunjukkan buku nikah. “Kalau ada orang ke hotel sama keluarga, akan ditanya mana buku nikahnya. Itu kan jarang orang bawa buku nikah,” kata Amin, kepada detikcom, Minggu (11/11/2018).

Supaya Bisa Dikabulkan Hakim, Alasan Apa Yang Benar Saat Menggugat Cerai Suami ?

Selain itu, dengan integrasi data kependudukan, maka kartu nikah ini diharapkan memudahkan administras dan bisa jadi pengganti identitas juga. “Kalau seseorang tidak bawa KTP, bisa digunakan juga kartu nikah,” kata dia.

Kartu nikah juga akan mengatasi masalah pemalsuan buku nikah. Pasalnya dalam kartu nikah akan terdapat QR Code (quick response code) yang terhubung dengan Simkah web. Simkah web akan terintegrasi dengan data kependudukan dan catatan sipil. Simkah web telah diuji coba di Kantor Urusan Agama (KUA) di seluruh provinsi sejak Juni 2018 lalu.

Di akun Twitter Ditjen Binmas Islam dipaparkan, Simkah Web adalah direktori data Nikah yang terintegrasi dengan Aplikasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Kementerian Dalam Negeri, Sistem Informasi PNBP Online (SIMPONI) Kementerian Keuangan. Integrasi ini sudah dilakukan secara nasional.

Simkah web ini diklaim pengisiannya mudah. Dokumen kependudukan dalam SIAK akan berubah seiring pelaksanaan pencatatan nikah. Dengan Simkah web, pernikahan tak lagi dicatat manual, tapi sudah memanfaatkan komputer baik dalam penulisan maupun penyimpanan data.

Langkah Kementerian Agama ini dinilai positif oleh DPR. Politisi di Komisi VIII yang membidangi masalah agama menilai, kartu nikah ini sebagai terobosan. “Menurut saya sebagai sebuah terobosan pelayanan. Untuk kemudahan pelayanan saya kira sesuatu hal yang positif ya,” kata politisi Golkar Ace Hasan.

Hanya saja, menurut politisi Gerindra Sodik Mujahid, perubahan wujud buku nikah menjadi kartu nikah itu juga harus ditambah fungsi dari barang yang sudah ada sebelumnya. “Menambah kemudahan dan jangan menambah ribet, tidak menambah biaya yang tidak logis, syukur tidak tambah biaya,” kata Sodik.

Kartu nikah ini akan mulai dipakai dalam pernikahan yang digelar akhir November 2018. Pembagian kartu nikah akan dimulai dari kota besar. “Akhir bulan November sudah bisa dilaksanakan di DKI Jakarta dan kota besar lainnya,” terang Amin.

Kartu nikah akan dibagikan secara gratis setelah prosesi akad nikah dilakukan, seperti buku nikah. Kelak, kartu nikah akan sepenuhnya menggantikan peran buku nikah pada 2020. “Kita rencanakan 2020 buku nikah sudah tidak dipakai,” tutur Amin. []

Kartu Nikah Hanya Khusus Untuk Pasangan Muslim

Advertisement
Advertisement

38 thoughts on “Mulai Akhir Novembver 2018, Pasangan Menikah Tidak Akan Mendapat Buku Nikah

  1. setuju banget nah benginii nii hebattt mencegah terjadinya perselingkuhan yg marak pd pasutri ingsa allah dgn peluncuran buku nikah berbasis sim card ini mampu mengurangi persekingkuhan pasutri jg dpt berfikir positif

  2. Kalau kartu nikah letak di dompet, trus dompet jatuh dan hilang, bagaimana ? Kan kebanyakan orang tidak perduli, ketika menemukan barang berharga milik orang lain,.

  3. Kalo buku nikah di ganti gimana dengan prosedur-prosedur yang ada di dalam buku nikah tentang kewajiban-kewajiban suami/istri di dalAm rumah tangga.
    Dan apakah isi semua tulisan yang ada di dalam buku nikah akan di pindahkan ke kartu nikah apa bagaimana?
    mohon infonya?
    Terimakasih.

    1. Sepertinya negara kita akan sama sperti negara tetangga, malaysia kan tidak pakai buku nikah, melain kan kad nikah/ kad kawin namanya
      Mungkin negara kita akan mengikuti cara itu

  4. Meskipun kartu nikah di adakan biar simple ut dibawa tapi ya buku nikah jgn dihilangkan lah,, buat jaga” kalau” dompetx hilang kan masih ada buku nikah di rumah… Biar kalo mau di cetak ulang ya buku nikah biss jdi dasar ut pengajuan percetakan ulang kartu nikah,, ribet lg klo harus ke kelurahan ambil surat keterangan SUDAH nikah,, dll😊

    1. Sebenarnya buku nikah itu jangan dihilangkan,toh jikalah kartunya hilang gimana coba, setidaknya masih ada bukti bukunya, seperti ATM juga ada bukti buku rekeningnya, bahwa benar yg bersangkutan pernah….. Begitu.☺️

  5. Baguss sihh idenya, cman klw harus menghilangkan buku nikah, saya rasa itu kurang menarik. Lebih bagus buku nikah ttap ad jika sewaktu2 kartu nikah hilang/rusak, kita bsa mnta d buat ulang. Dan jika buku nikah hilang, kartu nikah mampu jdi acuan untk mmbuat buku nikah lagi dengan ktetapan hukum yg berlaku

  6. Bagaimana dengan ayat2 Allah dibuku nikah ? apa bisa dicantumkan di kartu? 🤔
    Akan lebih baik buku nikah tetap ada, kartu juga ada biar kalo ilang bisa bikin kartu baru lagi dilihat dri keterangan bukunya

  7. siti ngomong apa ya?
    buku nikah berbasis sim cars????????
    bukunya kan mau dihilangkan maakkkk
    terus
    sim card dari mana?
    kan kartu kayak atm itu lo

  8. Bagusnya buku nikah tetap ada dan ada penambahan kartu nikah ,
    Bisa untuk mencegah pergaulan bebas nih jadi pasangan yg belum resmi atau pun bukan mukhrimnya bisa ketahuan

  9. jika pak menteri ingin menjalankan kebijakan itu dengan alasan untk mempermudah & simple untk dibawah kemana2,,ok2 aja,,,,

    Dengan berbagai macan problem yg teman2 utarakan, saya punya usulan, mungkin bisa sipertimbangkan:

    Mungkin salah satu dari buku nikah dan kartu nikah itu memiliki kekurangan,

    Alangkah baikx kita mengunakan dua2x,,,peserti buku rekening dan ATM,,

    Kartu nikah untk di bawah kemana2 dan bukuh nika untk simpan dirumah,,,

    Namun dalam hal administrasi yg resmi keduax tdk bisa di pisahkan.

  10. Ngapusi aja itu, proyek besar. Kartu nikah itu mudah hilang dan gampang rusak dan pasti sangat murah harganya tapi gak tau seberapa mahalnya kalo buat. Bagus2 buku nikah sulit dipalsukan

  11. Ngak ushalah buku nikah aja ngak usaha diganti2, kalau diganti berapa byak nnti uang negara yg dikeluarkan lagi… Sdangkan penduduk indonesia bukan sedikit…yg sudah pakai buku nikah.. Kalau bis ngak usaha diganti

  12. Menurutku Semakin jelek aja.. Udah bagus buku, kalo perlu tggl fotocopy, kalo emang ada kemajuan tggl bukunya yg baru dikasih barcod atau chip kan bisa… Jelek pokoknya..

  13. lah ribert amat,apa2 di ubah menjadi gampang,,KTP aja msih susah ,,mending buku nikah yg sudah ada,dari pda di ubah,biar ada perbedaan,,masa apa2 di bikin praktis,,nggk kreatif

  14. Saya tidak setuju bila buku nikah dihilangkan dan diganti dengan kartu..
    Saran saya buku nikah tetap berlaku asalkan ada penambahannya saja. Jangan dihilangkan krn sama saja melanggar aturan² yang sudah ditetapkan dibuku nikah sejak jaman dahulu.

  15. Benar sih sihkah itu simple,gampang di bawa kemana2, misalnya hilang gimana,itu kan trrmasuk benda kecil. Di tarok di dompet misalkan dompet kita hilang/kecopetan maka hilang jga lah simkah kita,…bukannya ribet urus2 itu lagi. Kalau soal nginap di hotel syari’ah di tanya buku nikah,di Ktp kan sudah ada identitas. Menikah pa belumnya pak. Duuuh…kalau saya kurang setuju la paak.

Comments are closed.