Orang Tua Tulus Memberi Untuk Anak-Anaknya, Kenapa Setelah Dewasa Anak Kadang Perhitungan Terhadap Orang Tua ?
ApakabarOnline.com – “Saat mudik lebaran, pulang ke kampung halaman hanya membawa satu kaleng Kong guan, saat balik ke perantauan, dari rumah orang tua membawa beras 50kg, gula 2 kg, ayam 2 ekor, rengginang, sambel kacang…”
Ungkapan tersebut memang hanyalah meme yang hampir setiap tahun bertebaran di sosial media saat lebaran hampir tiba. Jika direnungkan, bukan sekedar meme, ungkapan tersebut mengandung substansi budaya yang disadari atau tidak disadari, menggambarkan betapa saat masih kecil, orang tua kita memberikan segalanya dengan penuh ketulusan, namun saat anak dewasa, tidak sedikit yang menjadi perhitungan terhadap orang tuanya.
Kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya selalu luar biasa, tapi sayangnya ketika anak-anaknya sudah mulai dewasa dan orang tua pun mulai sakit-sakitan, mereka yang dikatakan buah hati tidak berlaku sebaliknya.
Terkadang mereka para anak-anaknya pun perhitungan untuk mengurus orang tuanya, padahal mereka tumbuh hingga meraih apa yang dia inginkan dalam hidupnya memang hasil peran orang tua yang tiada henti.
Terlebih doa, orang tua selalu mempersembahkan doa-doa terbaik baik untuk anak-anaknya, tapi sayangnya ketika orang tua sudah tidak setangguh dulu dan mulai melemah para anak-anaknya pun terkadang lupa.
Orang tua selalu memperhitungkan dengan cermat seluruh kebutuhan anaknya sejak dalam kandungan bahkan. Namun setelah si anak dewasa, banyak yang bisanya hanya memberi keluhan.
Maka renungan untukmu para anak, orang tuamu dulu selalu memperhitungkan kebutuhanmu tanpa kata lelah, kamu yang selalu menjadi prioritasnya menjalani hidup, bahkan dari sejak kamu dalam kandungan, maka pastikan kamu tidak pernah lupa yang demikian.
Jangan sampai setelah kamu dewasa dan memiliki pencapaian yang baik di dunia ini, kamu malah lupa akan jasa-jasanya, lupa akan perngorbanannya, dan lupa akan perjuangannya dalam merawatmu.
Saat Allah memberikan ujian sakit pada orang tua, banyak anak yang tidak menyadari dan tidak sabaran. Intinya jangan sampai kamu mengeluh atas apapun yang orang tuamu alami di masa tuanya, sebab Allah kadang memang akan mengujimu dengan menjadikan dia sakit-sakitan, lemah, dan tidak berdaya seperti dulu.
Lalu apakah Allah aniaya terhadapmu? tidak, Allah hanya ingin kamu belajar lebih bersabar, Allah hanya ingin memberimu kesempatan untuk melakukan kebaikan yang sama, meski sampai kapanpun yang kamu persembahkan tidak akan pernah sebanding.
Sayangnya, tidak sedikit pula orang yang marah-marah dalam mengurus orang tuanya, selalu saja mengeluh, dan tidak sabaran ketika orang tuanya tengah mengalami sakit yang amat parah dan menahun.
Padahal, dulu orang tuanya pun sangatlah sabar dalam mengurusnya, siang dan malam yang diingatnya hanya bagaimana nanti anak-anaknya tetap sehat, bahagia, dan selalu dalam kebaikan.
Dan benar kata pepatah, induk ayam bisa mengurus semua anak-anaknya dengan sangat baik, tapi satu anak ayam belum tentu bisa mengurus satu induknya.
Iya memang bila dipikir dengan kerendahan hati, orang tua kepada anak-anaknya pun demikian, mereka selalu berusaha dengan sangat baik agar bisa menjadikan anak-anaknya selalu dalam kebaikan.
Tapi anak-anaknya, belum tentu mereka bisa merawat satu orang tuanya dengan sangat baik. Karena tidak sedikit anak-anaknya menjadi sangat tidak sabaran apabila telah mengurus orang tua yang sakit-sakitan.
Maka semoga kita yang masih punya orang tua saat ini, selalu Allah beri kesabaran dan kemudahan untuk berbuat baik kepadanya, dengan tanpa tapi dan nanti.
Semoga Allah selalu memberimu kesadaran untuk mengingat setiap jasa-jasanya dulu, agar saat kamu merasa lelah rasa itu tetap membuatmu ikhlas dan terus berjuang merawatnya, seperti orang tuamu dulu merawatmu.[Asa]