April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pandemi Mereda, Order Jahitan Rini Berangsur Pulih Kembali

2 min read

GROBOGAN – Banyak hal membekas yang dibawa Rini Pujiastuti pulang ke kampung halaman setelah dirinya memutuskan untuk pensiun dari Negeri Beton salah satunya adalah ketrampilan jahit menjahit. Ketrampilan yang dia dapatkan dari mengikuti pelatihan di sebuah organisasi selama hampir satu tahun tersebut sejak dia pulang hingga saat ini menjadi profesi yang mendatangkan cua yang dilakoni Rini.

Kepada ApakabarOnline.com, Rini mengaku pernah nyaris berhenti menjalankan usaha jasa menjahit lantaran hasil yang dia dapatkan tidak sesuai dengan yang dia bayangkan.

“Setahun pertama sepi banget, bahkan beberapa kali dalam sebulan sama sekali tidak ada pemasukan” kenang Rini.

Yang membuat Rini menjadi bangkit dan berkembang dari keputusasaan menurutnya saat salah satu teman sekolahnya menawari untuk bekerja sama.

“Kebetulan, bulan 3 tahun 2015 dulu ada teman SMA saya yang punya usaha konveksi besar menawari saya untuk ngesub. Terus saya terima saja. Dia ngirim kesini ratusan kaos dan seragam sekolah selama beberapa bulan menghadapi tahun ajaran baru” kenang Rini.

Berawal dari ajakan kerjasama temannya itulah, pelanggan Rini satu persatu mulai datang dan terus bertambah banyak. Tak hanya seragam sekolah, kelompok Ibu-Ibu Yasinan, Seragam perangkat Desa, hingga barang jahitan yang bersifat perorangan terus berdatangan. Hingga membuat Rini memutuskan untuk menambah unit mesin jahit dan memperkerjakan dua orang penjahit lainnya.

“Alhamdulilah, sejak tahun 2016, order usaha saya membaik dan terus membaik. Setiap bulan saya bisa mengantongi pendapatan bersih tak kurang dari 10 jutaan.” Aku Rini.

Rini mengaku, usaha menjahitnya tersebut tiba-tiba berhenti total setelah pandemi datang pada Maret 2020 kemarin.

“Saya sempat mendapatkan pemasukan dari membuat masker kain, namun hal tersebut berlangsung hanya dua bulan saja karena persaingan semakin ketat dan masker bedah yang sebelumnya langka, mulai banyak beredar di pasaran dengan harga murah. “ aku Rini.

Selama pandemi terjadi di Indonesia, dengan terpaksa Rini sempat menghentikan kedua orang penjahitnya lantaran ketiadaan order.

“Mereka sempat berhenti hampir setahun  karena pandemi ini.” Ucapnya.

“Order baru mulai bermunculan setelah masuk 2021 ini. Awal tahun ajaran, murid sekolah mulai masuk dan mengenakan seragam mereka. Karena banyak yang kekecilan, akhirnya, Alhamdulilah itu menjadi awal kebangkitan usaha saya ini” aku warga Desa Karanganyar Purwodadi Grobogan Jawa Tengah

Meskipun omset usaha Rini belum kembali seperti masa kejayaannya di waktu sebelum pandemi terjadi, Rini mengaku bersyukur bisa memulainya lagi. Terlebih, Rini mengaku sangat senang karena bisa membuat dua orang penjahitnya kembali bisa mendapatkan hasil dari menjahit.

Modal ilmu dari Hong Kong dan modal berupa uang sekitar 2 juta rupiah pada tahun 2015, kini telah berkembang dan membuahkan banyak hasil yang Rini dapatkan. []

Advertisement
Advertisement