Perkuat Sinergi Cetak PMI Perempuan Profesional
2 min read
JAKARTA – Pemerintah Indonesia resmi memulai kick off ceremony Pilot Project Caregiver ke Singapura, sebuah inisiatif lintas kementerian untuk menyiapkan tenaga pengasuh lanjut usia (caregiver) yang terampil, tersertifikasi, dan siap bersaing di pasar kerja internasional.
Puluhan peserta dari ribuan orang yang mendaftar berhasil lolos dan mengikuti pilot program caregiver Singapura hingga 21 Desember mendatang.
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, menegaskan, pilot project ini menjadi strategis untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat, terutama sektor caregiver lansia.
“Hari ini kita menyaksikan dimulainya sesi pelatihan bagi 21 peserta program caregiver, sebuah pilot project yang digagas bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura. Peserta tengah mengikuti pelatihan di BBPVP Bekasi hingga 21 Desember sebelum mengikuti on the job training di panti lansia,” katanya, Rabu (03/12/2025).
Wamen Christina mengatakan, seluruh proses pelatihan dipantau secara langsung dan peserta terlihat menunjukkan antusiasme tinggi.
Pemerintah, lanjut Christina, juga melibatkan agensi Singapura dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), sehingga bisa dilakukan job matching, agar setelah peserta selesai pelatihan, bisa langsung ditempatkan di Singapura.
“Kolaborasi dengan KBRI Singapura juga sangat penting karena mereka membantu verifikasi job order. Ke depan, program ini akan kami perluas dan duplikasi, karena kebutuhan caregiver di banyak negara terus bertambah. Kami akan menyiapkan kemungkinan pelatihan bahasa tambahan untuk pasar seperti Jerman dan Kroasia,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, menegaskan, inisiatif ini sejalan dengan pengembangan ekonomi perawatan (care economy), yang menjadi salah satu agenda strategis kementeriannya. Ia juga mengapresiasi Wamen Christina yang mau terlibat langsung untuk pemberdayaan perempuan Indonesia lewat pilot program caregiver ini.
Menurutnya, banyak perempuan bekerja sebagai pekerja rumah tangga, dan jika mereka diberi kesempatan pelatihan yang tepat, mereka bisa menjadi tenaga terampil yang memiliki nilai tawar lebih tinggi.
Vero, begitu ia akrab disapa juga menekankan, pelindungan dan peningkatan kompetensi pekerja migran perempuan membutuhkan kerja bersama lintas kementerian dan lembaga, agar penempatan berlangsung aman, profesional, dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi keluarga pekerja migran perempuan.
“Dengan pelatihan yang terstandar, hak dan kewajiban pekerja dapat diatur lebih baik, dan kualitas kerja mereka menjadi jelas. Inilah kunci agar pekerja perempuan kita terlindungi sekaligus berdaya,” ungkapnya.
Pilot project caregiver ini juga menjadi tonggak awal pengembangan model pelatihan terintegrasi yang menghubungkan pelatihan domestik dengan kebutuhan pasar internasional.
Ke depan, Kementerian P2MI akan mereplikasi model pelatihan ini di berbagai wilayah kerja BP3MI untuk memperluas peluang kerja layak bagi Pekerja Migran Indonesia, khususnya perempuan. []
