Pingin Jadi PMI Ke Australia ? Begini Seluk Beluknya
JAKARTA – Pemerintah Australia memperkenalkan dua visa regional baru pada November 2019 yang ditujukan bagi 23.000 lowongan pekerja asing setiap tahun untuk tinggal dan bekerja di wilayah pedalaman. Bagaimana seluk-beluk mendatangkan para migrant workers ini ke sana?
Pemerintahan PM Scott Morrison menjelaskan visa regional memiliki dua tujuan utama, yaitu mengisi lowongan pekerjaan di pedalaman dan pada saat yang sama mengurangi kemacetan di wilayah perkotaan.
Para pekerja asing yang mendapatkan visa jenis ini juga berpeluang menjadi penduduk tetap (permanent resident) setelah tiga tahun.
Visa baru ini dibagi dua jenis, karena terkait dengan siapa yang akan mensponsori pekerja asing tersebut. Ini adalah visa bagi pekerja asing terampil yang memerlukan sponsor.
Bagi mereka yang mendapatkan sponsor dari perusahaan di wilayah regional yang akan mempekerjakan mereka, visanya bernomor 494, yaitu Skilled Employer Sponsored Regional.
Sementara bagi yang disponsori oleh pemerintah negara bagian dan teritori, visanya bernomor 494 atau Skilled Work Regional.
Sama dengan jenis-jenis visa pekerja asing lainnya di Australia, syarat untuk mendapatkan visa ini yaitu ada tidaknya keterampilan calon pemohon dalam Daftar Pekerjaan (Occupation Lists) yang dikehendaki untuk tahun tertentu.
Selain itu, pihak perusahaan yang akan mensponsori terlebih dahulu haruslah mengiklankan lowongan kerja dimaksud ke dalam pasar kerja setempat – siapa tahu ada pekerja lokal yang berminat dan memenuhi syarat dan harus didahulukan.
Namun syarat paling menentukan adalah apa yang disebut sebagai Temporary Skilled Migration Income Threshold (TSMIT).
Itulah ambang batas gaji yang harus dibayarkan perusahaan yang mensponsori seorang pekerja asing – jumlahnya sebesar $53.900 pertahun. Artinya kalau suatu perusahaan ingin mensponsori pekerja asing, mereka harus menggaji pekerjanya itu di atas TSMIT.
Rezim TSMIT yang berlaku di Australia belum pernah diubah sejak tahun 2013. Jika dibandingkan dengan meningkatnya biaya hidup saat ini, nilai batas gaji tersebut boleh dibilang menurun.
Dalam Pemilu April lalu, Partai Buruh yang beroposisi berkampanye untuk menaikkan batas TSMIT menjadi $65.000 pertahun.
Seorang praktisi keimigrasian Wayne Parcell menjelaskan, TSMIT seharusnya mencerminkan perubahan tingkat upah.
Namun bagaimana pun, katanya, dengan segala kerumitan dan biaya mahal yang harus ditanggung pemberi kerja untuk mendatangkan pekerja asing, berarti mempekerjakan warga Australia sendiri tetaplah ekonomis.
“Jelas lebih ekonomis membayar gaji rata-rata kepada seorang Australia daripada kepada seorang pekerja dari luar negeri, yang akan membebani majikan $ 10.000 dalam biaya pelatihan ke pemerintah serta biaya permohonan visa,” jelas Parcell seperti dikutip ABC News.
Secara terpisah, ketua Dewan Serikat Buruh ACTU Michele O’Neil, mendesak perlunya menaikkan batas TSMIT, sebagai upaya penghapusan eksploitasi.
“Orang-orang yang datang ke negara kita dengan visa sementara dan hak-hak kerja seharusnya tidak perlu takut dieksploitasi dan diperlakukan sewenang-wenang oleh para majikan yang tak bermoral,” katanya.
“Perusahaan yang ingin merekrut pekerja lokal dan membayar secara adil, tidak seharusnya bersaing dengan perusahaan licik yang curang dan merusak aturan,” kata O’Neil.
Sementara menurut Jenny Lambert dari Kadin Australia, TSMIT saat ini berada pada level dimana pemegang visa akan dapat menopang kehidupannya sendiri.
“Jika TSMIT ditetapkan terlalu tinggi, akan membuat banyak pekerjaan khususnya di pedalaman Australia, tidak memenuhi syarat terlepas dari apakah majikan bersedia membayar TSMIT,” jelasnya. [ABC/Tempo]