April 21, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Rumah PMI Disatroni Perampok, Uang dan Benda Senilai Puluhan Juta Rupiah Berhasil Dibawa Kabur

2 min read

PROBOLINGGO – Tak jarang, sebuah keluarga yang memiliki anggota keluarga menjadi pekerja migran menarik perhatian lantaran memiliki perbedaan dengan tetangga sekitar. Perbedaan materi dan taraf kesejahteraan seringkali membuka celah kejahatan bagi orang-orang yang berpikiran jahat. Hingga muncul stereo sosial bahwa setiap rumah PMI pasti banyak hartanya.

Seperti yang terjadi di Probolinggo kali ini, rumah seorang PMI asal Desa Nogosaren, Gading, Kabupaten Probolinggo disatroni perampok dan berhasil membawa uang dan barang berharga senilai puluhan juta rupiah.

Mengutip detik.com, peristiwa ini terjadi pada Kamis (26/05/2022) dini hari.

Kapolsek Gading AKP Sugeng Riyadi mengatakan anggota telah turun ke lapangan untuk menyelidiki. Sejumlah barang bukti juga disita dari lokasi.

Menurut Sugeng, saat perampokan korban bernama Fatimah (49) seorang ibu rumah tangga pemilik rumah tersebut sempat disekap dengan diikat. Komplotan juga membawa senjata tajam. Saat ini sejumlah saksi telah diperiksa.

“Petugas dari Satreskrim Polres Probolinggo dan Satreskrim Polsek Gading sudah melakukan olah TKP dan mengamankan 3 tali tampar untuk mengikat korban. Empat saksi termasuk korban juga sudah diperiksa. Ini masih kami dalami lagi,” kata Sugeng, Jumat (27/5/2022).

Korban perampokan, Fatimah menuturkan perampokan itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu ia bangun karena ingin melaksanakan salat malam. Namun tiba-tiba ia langsung disekap dua perampok saat akan masuk kamar. Ia mengaku diancam akan dibunuh jika berteriak atau melawan.

Usai disekap, kawanan perampok lainnya kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mencari benda-benda berharga. Menurut Fatimah, total komplotan perampok itu berjumlah 7 orang.

“Pas bangun tidur mau salat tahajud sudah ada 2 orang, 1 memegang bahu dan 1 pegang kaki saya. Yang pegang bahu saya bawa celurit. Dia bilang jangan melawan kalau tidak ingin dibunuh. Dia bilang jangan melawan, kita 7 orang,” tutur Fatimah.

Menurut Fatimah, para perampok tersebut berhasil membawa kabur satu unit motor miliknya, sebuah handphone dan uang tunai Rp 50 juta. Ia menyebut uang yang digasak perampok itu rencananya akan dibelikan mobil.

Usai berhasil menggasak barang-barang Fatimah, para perampok itu kemudian kabur. Fatimah lantas berteriak minta tolong. Para tetangganya kemudian berdatangan untuk menolongnya.

“Setelah itu mereka keluar dan daya baru teriak minta tolong ke tetangga,” kata Fatimah.

Selama ini, Fatimah memang tinggal sendirian di rumahnya. Sebab suaminya bekerja di luar negeri menjadi PMI. Sedangkan dua anaknya telah berkeluarga dan tinggal di Banyuwangi dan Bondowoso. []

Advertisement
Advertisement