December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sampai Hari Ini, Gempa Belum Berhenti Guncang Mamasa

3 min read
Rumah warga di Desa Lambanan, Kabupaten Mamasa, Sulbar, rusak parah akibat diguncang rentetan gempa bumi sejak Kamis (15/11/2018) pagi hingga siang. (Foto: iNews/Huzair Zainal)

Rumah warga di Desa Lambanan, Kabupaten Mamasa, Sulbar, rusak parah akibat diguncang rentetan gempa bumi sejak Kamis (15/11/2018) pagi hingga siang. (Foto: iNews/Huzair Zainal)

Kabupaten Mamasa di Sulawesi Barat belum juga selesai diguncang gempa bumi yang bisa dirasakan. Dalam dua hari terakhir, Kamis – Jumat (15-16/11/2018) hingga pukul 16.33 WIB, sedikitnya 15 kali lindu bisa dirasakan masyarakat.

Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), rentetan gempa itu paling kecil berkekuatan Magnitudo 2,3 dan paling besar Magnitudo 5,5 seperti pada Kamis (16/11).

Dengan begitu, Mamasa diguncang gempa tiada henti. Bahkan terpantau sejak tanggal 3 November hingga sekarang (17/11/2018),  tercatat ada 541 kali gempa. Total durasi sudah dua pekan.

“Ini sudah tidak biasa-biasa lagi, sudah ratusan kali gempa bumi melanda Mamasa dalam kurung waktu dua pekan,” kata Bupati Mamasa, H Ramlan Badawi, kepada detikcom, Jumat (16/11).

Kekuatan guncangannya berkisar pada skala II MMI dan III MMI. Menurut penjelasan BMKG, MMI adalah Skala Mercalli sebagai satuan untuk mengukur kekuatan gempa.

Skala II berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung akan bergoyang. Sementara skala III, masyarakat bisa merasakan getaran nyata di dalam rumah dan seolah-olah ada truk berlalu.

Sebagai perbandingan, gempa yang memorak porandakan Lombok di Nusa Tenggara Barat memiliki skala kekuatan IV hingga V. Sedangkan di Palu dan sekitar di Sulawesi Tengah berkekuatan skala VI-VII.

Gempa yang tak kunjung reda ini membuat Ramlan memperpanjang masa darurat. Tambahan tiga hari, seperti dilaporkan Metro TV pada Jumat (16/11), akan berakhir pada Sabtu (17/11).

“Setelah rapat koordinasi tadi, ditambah ada korban jiwa dan kerusakan berbagai bangunan, kami tetapkan siaga bencana sampai tiga hari,” tutur Ramlan.

Bahkan bila gempa belum juga reda, Pemkab Mamasa akan memperpanjang lagi masa darurat hingga tujuh hari ke depan.

Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamasa, Daud Sattu, gempa Magnitudo 5,5 itu membuat warga kembali mengungsi setelah sempat pulang ke kediaman masing-masing.

“Sejak Kamis (15/11) gempa kembali mengguncang Kabupaten Mamasa dan hingga siang, sudah sekitar empat kali gempa berkekuatan di atas 5 magnitudo,” kata Daud kepada Fajar.co.id, Jumat (16/11).

Dijelaskan Daud, sejumlah bangunan rusak akibat gempa tersebut. Misalnya sejumlah kantor dinas pemkab Mamasa, kantor KPU, dan sejumlah rumah warga.

Bahkan gudang logistik KPU Mamasa, seperti dilaporkan Liputan6, miring hingga 30 derajat. Beberapa bagian tembok retak dan sejumlah bagian atap berlubang.

Karena rentetan gempa itu, lanjut Daud, aktivitas sekolah dan perkantoran diliburkan. Namun sejauh ini, belum ada rumah yang hancur atau rata dengan tanah. “…Rusak berat itu ada 19 rumah. Kerusakannya hancur pada bagian dapur, dinding dan atap yang roboh,” kata Daud dalam Sindonews, Jumat, (16/11/2018).

Di sisi lain, Rabu (14/11), lima orang warga meninggal menyusul kecelakaan truk saat mereka akan kembali dari pengungsian ke kediaman masing-masing. Truk yang mereka tumpangi Kendaraan terguling hingga masuk jurang di sekitar Sungai Bussu, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa.

Selain korban meninggal, sejumlah warga mengalami luka-luka dan dirawat di puskesmas dan rumah sakit. Jumlahnya antara lain enam orang.

Namun, yang berkaitan langsung dengan gempa, belum sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka. Adapun soal sumber gempa yang cukup dangkal — kedalaman 10 kilometer — masih dipicu oleh aktivitas sesar Saddang.

Saddang adalah jenis sesar geser (strike-slip) yang membentang diagonal dari pesisir Pantai Mamuju, Sulawesi Barat, hingga Sulawesi Selatan bagian tengah. Panjang patahan membentang 60-70 kilometer dengan kedalaman sekitar 20-30 kilometer.

Menurut Koordinator Gempa Bumi BMKG Wilayah IV Makassar, Jamroni, sesar Saddang adalah satu dari 40 patahan yang mengelilingi Pulau Sulawesi.

Adapun menurut Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, aktivitas sesar Saddang ini diduga dipengaruhi sesar Palu Koro yang mengguncang Palu dan sekitarnya.

“Sangat mungkin bilamana transfer stress statis yang positif dan besar, mereaktivasi Sesar Saddang yang letaknya di sebelah selatan Sesar Palu Koro,” katanya. []

This slideshow requires JavaScript.

Advertisement
Advertisement