Sebelum Ditemukan Meninggal Dalam Hotel, PMI Nurhayati Putus Kontak Sejak Awal 2024 dengan Anak dan Suaminya, Kematiannya Diduga Dilatarbelakangi Faktor Cemburu
JAKARTA – Meninggalnya seorang PMI asal Buleleng yang beridentitas penduduk Tulungagung di salah satu kamar Hotel di Puchong Malaysia beberapa hari yang lalu menyisakan duka mendalam di tengah keluarga di kampung halamannya di kawasan Git Git Buleleng Bali.
Sambil menunggu kedatangan jenazah istrinya, Suinten (38) kepada awak media mengutarakan kepedihannya yang sangat mendalam.
Dia berharap Nurhayati segera tiba dan dimakamkan di Desa Gitgit, Kabupaten Buleleng, Bali.
“Pada intinya saya enggak perlu mencari tahu yang ke belakang lagi. Saya ingin istri saya cepat pulang biar cepat dapat tempat, itu memang tanggung jawab saya sebagai suami,” katanya kemarin (08/01/2024).
Suinten bertemu dengan Nurhayati di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menikah pada tahun 2013. Nurhayati memiliki lima anak dari suami pertama dan tiga anak dari Suinten.
Pada 3 Juli 2023, Nurhayati memutuskan merantau ke Malaysia melalui sebuah agensi di Tulungagung, Jawa Timur. Dia bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga atau ART demi menafkahi anak-anaknya. Anak tertua usia 23 tahun dan termuda 3 tahun.
Suinten bekerja serabutan di Bali. Sayangnya, Nurhayati mendadak tidak bisa dihubungi sejak awal tahun 2024. Nurhayati memberi kabar terakhir bahwa dirinya kabur dari majikan kepada Suinten. Suinten beberapa kali berusaha menghubungi Nurhayati, namun gagal.
“Tahun lalu awal 2024, karena mungkin pemikirannya bagaimana atau ada hal bagaimana saya kan enggak mengerti karena kita berjauhan. Saat komunikasi terputus, katanya dia sudah pergi dari majikan. Jadi saya tidak bisa komunikasi sejak saat itu sampai kabar kematian kami terima” sambungnya.
Sabtu (4/1/2024), Suinten justru mendapat kabar kematian Nurhayati dari teman-temannya. Suinten tak bisa memastikan apakah Nurhayati benar menjadi korban pembunuhan atau tidak. Dia pasrah dan berdoa semoga proses pemakaman Nurhayati.
“Kalau pun nanti ada kelanjutan tindakan hukum itu dari pemerintah, silakan. Tapi dari keluarga tidak ada yang menuntut apa-apa. Yang jelas kita ingin jenazah kembali dan kita upacarai seperti kepercayaan kita di Gitgit,” katanya.
Luh Sri Mulyani, salah satu saudara Nurhayati, belum melihat jenazah Nurhayati secara langsung karena masih dalam perjalanan dari Malaysia ke Denpasar. Namun, dari foto jenazah yang tersebar di grup perantau di Malaysia dan sanak keluarga di Malaysia, dipastikan Nurhayati tewas di hotel tersebut.
Luh Sri Mulyani mengaku tidak mengetahui kronologi pasti kematian Nurhayati. Dia hanya menerima foto Nurhayati tewas berlumuran darah di kamar hotel dan terdapat luka di bagian leher.
“Itu saya kurang tahu ditusuk atau diapain, yang pasti katanya ada luka di leher. Dari foto yang beredar memang dia bersimbah darah di leher dan ditutupi selimut, ” katanya.
Pembunuhan Didasari Cemburu
Berdasarkan informasi yang dihimpun, polisi setempat telah menangkap dan menahan dua pria berkebangsaan Bangladesh terkait kasus ini. Peristiwa pembunuhan itu dilatarbelakangi motif cemburu.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng, Made Juartawan, sudah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi memulangkan jenazah Nurhayati.
Juartawan mengaku belum menerima penjelasan resmi mengenai penyebab kematian Nurhayati.
“Informasi itu kami terima tadi siang. Kami belum mendapatkan data resminya meninggalnya apakah karena kekerasan. Sehingga belum bisa saya sampaikan,” katanya. []