Setiap tahun, Indonesia Mendapat 1,35 Juta Job Order dari Luar Negeri untuk Calon PMI
JAKARTA – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan, Indonesia mendapat permintaan 1,35 juta job order dari luar negeri setiap tahun. Namun, RI hanya dapat menyalurkan 287 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Permintaan job force sejak tahun kemarin di Indonesia itu 1,35 juta. Job order dari luar negeri. (Tapi) yang bisa kita penuhi hanya 287 ribu. Coba bayangkan. Kalau kita bisa penuhi separuh aja,” ujar Karding dalam puncak perayaan Hari Migran Internasional di Auditorium Birawa Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Menurut Karding, jika Indonesia mampu menyediakan 700 ribu PMI, itu akan memungkinkan pertumbuhan ekonomi di RI. “Kalau kita ambil separuhnya tadi itu, separuhnya itu sekitar 700 ribu, berarti kita bisa menumbuhkan pertumbuhan ekonomi dan pengangguran,” ujarnya.
Pihaknya berkomitmen bahwa lembaganya akan memperbaiki sistem kerja PMI di luar negeri, mulai dari penerimaan gaji hingga perlindungan kesehatan. “Sebenarnya rumus perlindungan itu, dikerjasama itu, intinya dua, yang pertama harus kita cek gajinya harus bagus, yang kedua dia ada perlindungan kesehatan atau perlindungan ketenagakerjaan di sana.” Pada 2023, sebanyak 273.964 PMI ditempatkan di luar negeri, sebagian besarnya di Asia dan Afrika.
Kompetensi PMI
Karding juga menyoroti masalah kemampuan serta kompetensi pekerja migran Indonesia. Menurut Karding, penyerapan pekerja migran Indonesia yang maksimal bisa terwujud jika pekerja memiliki pengetahuan serta mental yang mumpuni.
“Kita ditantang untuk membangun literasi keuangan untuk mereka yang mau berangkat. Kita ditantang untuk membangun mental-mental pekerja profesional yang akan bekerja di luar negeri. Itu tantangan-tantangan hari ini untuk mewujudkan yang tadi ini,” ujar Karding.
Pada kesempatan yang sama, Karding menyebut bahwa 90 persen PMI berangkat secara ilegal atau unprocedural. Mengutip data Bank Dunia, PMI yang berangkat secara ilegak mencapai 4,3 juta orang pada 2017. “Artinya, ini tujuh tahun yang lalu. Sekarang berarti bisa lebih 5 juta. Mungkin 6 juta. Jadi, kesimpulan saya, pekerjaan migran kita itu, yang banyak masalah, menurut data, itu adalah 90 persen unprocessed,” tambahnya. []