Tanda-Tanda Meninggal Dalam Keadaan Husnul Khatimah
ApakabarOnline.com – Saat akhir kematian seseorang nanti hanya ada dua macam, yaitu secara husnul khatimah (akhir yang baik) dan su’ul khatimah (akhir yang buruk). Semuanya itu tergantung bagaimana saat dicabut nyawa nanti apakah kita sedang berbuat kebaikan atau malah keburukan.
Husnul khatimah artinya akhir yang baik, sebuah anugerah Allah Subhanahu wa ta’ala yang agung untuk mengakhiri kehidupan dengan sebaik-baiknya. Namun seperti juga karunia Allah Subhanahu wa ta’ala yang lain, husnul khatimah tidak diraih dengan berpangku tangan, tanpa usaha, perencanaan, dan persiapan yang memadai.
Jika kita memilih untuk meninggal secara husnul khatimah, maka artinya kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya. Maka dari itu, semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang meninggal secara khusnul khatimah, yaitu meninggal dengan salah satu cara yang menjadi tanda orang husnul khatimah.
Namun apa sajakah tanda-tanda orang yang meninggal secara husnul khatimah? Berikut ini di antaranya:
- Meninggal dengan mengucapkan Laa ilaaha illallah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallah’ maka dia akan masuk surga,” (HR. Abu Dawud).
- Meninggal dalam keadaan dahinya berkeringat
Tanda selanjutnya yakni seseorang yang meninggal dengan mengeluarkan sebulir jagung di dahinya.
“Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR. Ahmad).
- Meninggal pada waktu siang/malam jumat
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia di hari Jum’at atau pada malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur,” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
- Meninggal dalam keadaan mati syahid/terbunuh di medan perang di jalan Allah
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169)
- Meninggal Karena Penyakit Wabah
Orang yang meninggal karena wabah merupakan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
“Mati karena penyakit sampar adalah syahid bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari)
- Meninggal Karena Sakit Perut
Meninggal karena sakit perut termasuk khusnul khotimah
“Barangsiapa yang mati karena sakit perut maka dia adalah syahid.” (HR. Muslim).
- Meninggal Karena Tenggelam dan Tertimpa Reruntuhan
Seorang muslim yang meninggal karena tenggelam dan tertimpa reruntuhan maka tergolong mati syahid.
“Orang yang mati syahid itu ada lima, yaitu orang-orang yang mati karena penyakit tha’un, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Syahid di Medan Perang
Seorang muslim yang meninggal karena perang, maka ia tergolong mati syahid. Bahkan kita harus menguburkannya lengkap dengan pakaian perangnya.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup di sisi Rab mereka dengan mendapatkan rezeki.” (QS. Ali imron: 169)
- Wanita yang Meninggal Saat Nifas atau Saat Melahirkan Anak
Wanita yang meninggal pada saat persalinan atau pada saat masa nifas digolongkan sebagai mati syahid dan dijanjikan surga oleh Allah SWT.
“Dan wanita yang dibunuh anaknya atau karena melahirkan, masuk golongan syahid. Dan anak itu akan menariknya dengan tali pusarnya ke surga.” (HR. Ahmad).
- Meninggal Karena Mempertahankan Hartanya
Dikarenakan harta dijadikan manusia sebagai perantara untuk memperoleh manfaat dan mencapai kesejahteraan, serta tujuan dari beribadah.
Oleh sebab itu, islam melarang perihal hak milik, misalnya pencurian, pencopetan, dan lain sebagainya.
“Barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan hartanya maka dia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan agamanya maka dia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan nyawanya maka dia syahid, dan barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan keluarganya maka dia syahid.” (HR. Tirmidzi)
- Meninggal dalam Keadaan Mengejar Kebaikan atau Amal Sholeh
Amal sholeh yang kita lakukan rutin setiap hari akan membawa kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Misalkan saja bersedekah, berpuasa, dan amal sholeh lainnya.
- Meninggal Saat Menjaga Perbatasan dengan Negara Kafir
“Berjaga-jaga di jalan Allah sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan sholat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rezekinya serta aman dari fitnah.” (HR. Muslim). []