November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Usai Melahirkan Bayi Berdarah Nepal, 10 Tahun Romah Tak Pernah Ada Kabar

3 min read

GROBOGAN – “Saat saya menikah dengan Romah 11 tahun yang lalu, dia yang baru pulang dari Hong Kong ternyata sudah dalam kondisi hamil 3 bulan. Ini ketahuan setelah kami memeriksakan kandungan. Tapi karena saya serius kepingin membina rumah tangga dan Romah juga jujur apa adanya mengakui kesalahannya, minta maaf, nyembah-nyembah kaki saya, akhirnya saya ikhlas menerima dia dan janin dalam kandungannya” tutur Muhammad Kohar (46), warga RT 04 RW 01 Desa Bandungharjo, Toroh, Grobogan Jawa Tengah.

Muhammad Kohar merupakan suami dari Siti Mukaromah, perempuan kelahiran Desember tahun 1980 yang sejak 9 tahun lalu hingga sekarang oleh keluarganya diketahui bekerja ke Hong Kong namun tidak pernah lagi ada kabar beritanya.

Cobaan berat harus dipikul oleh Kohar dengan ketiadaan kabar istrinya. Bukan secara materi, sebab Kohar secara finansial memiliki sumber penghidupan yang lebih dari cukup. Namun secara moril, setumpuk persoalan dan beban dilimpahkan begitu saja tanpa penjelasan yang diberikan oleh Romah sampai sekarang.

“Hanya sekali ini saja saya sebut, dan tolong mas setelah ini jangan ditanyakan lagi, Nduk ini memang anak saya, saya sayang sama dia, akte kelahiran, juga tercantum anak saya,  tapi secara biologis nduk bukan anak saya, sebab bapak biologisnya menurut pengakuan Romah adalah orang Nepal, pacarnya di Hong Kong dulu.” terang Kohar saat mengawali menuturkan masalahnya.

“Saat Nduk berumur setahun, Romah memaksa saya untuk diijinkan kembali ke Hong Kong karena dia mengaku punya banyak tanggungan. Dan karena memang saat itu kondisi ekonomi saya belum seperti sekarang, terpaksa saya ijinkan. Tapi, sesampai di Hong Kong, setelah masa potongan habis, dia tidak pernah lagi ngabari ke rumah sampe sekarang. Nomor Hpnya yang dulu juga tidak bisa lagi dihubungi” lanjutnya.

Menurut penuturan Kohar, ditengah panjangnya penantiannya akan Romah istrinya, tiba-tiba pernah dua kali datang surat tagihan dari finance di Hong Kong yang menyebut bahwa Romah memiliki hutang yang belum terbayar.

“Dua kali mas, ada orang nagih. Lha wong saya ndak tahu apa-apa, ya tidak saya gubris meskipun penagihnya ngancam-ngancam akan menyegel rumah ini” kenang Kohar

Bukan hanya Kohar, Desy anak sematawayangnyapun juga mengungkapkan kondisi yang senada dengan Kohar.

“Saya itu kepingin ibu pulang di rumah, seperti temen-temen saya, ibunya dirumah semua. “ harap Desy.

Seperti orang yang nyaris kehilangan harapan, Kohar justru hanya berharap kepastian, bukan kiriman uang, atau keputusan untuk kembali meneruskan rumah tangganya. Sebab bagi Kohar, perjalanan waktu selama 10 tahun belakangan menurutnya sudah menjadi dasar yang gamblang untuk mengambil keputusan.

Melalui ApakabarOnline.com, Kohar menitipkan pesan :

“Romah, aku berharap kamu tidak membuat semakin rumit masalah yang kamu buat sendiri. Pikirkan anakmu. Aku berharap, kamu muncul dan memperjelas semuanya. Jika kamu memang sudah punya atau sedang bersama laki-laki lain, ya sudah, akui saja, aku tidak akan mencampuri hubunganmu. Tapi akui dan perjelas. Kasihan anakmu.”

Sedikit berbeda dengan Kohar, Desy masih berharap, Romah ibunya kembali pulang untuk seterusnya menjadi ibu di rumah yang Desy dan Kohar tempati saat ini.

“Ibu, Desy kangen, Desy ingin bertemu ibu, Desy belum pernah sekalipun mendengar dan melihat wujud ibu, sebab saat ibu pergi Desy masih bayi. Bu, Desy pingin seperti teman-teman Desy, dirumah diurus ibunya, dimasakan makanan Ibunya. Ibu pulang ya Bu” harap Desy. [Nawima]

 

Advertisement
Advertisement