April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Kurang Aktif di Siang Hari, Bisa Membuat Balita Susah Tidur di Malam Hari

3 min read

Bayi Anda susah tidur di malam hari? Jangan buru-buru kesal. Sebuah penelitian mengungkapkan penyebab bayi yang sering rewel di malam hari.

Janet Hauck, seorang pakar kinesiologi dari Michigan State University menyebutkan bahwa bayi yang sering sulit tidur malam, kemungkinan si kecil kurang aktif kala pagi hari menjelang sore hari.

Hauck menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya memperlihatkan bayi yang kurang aktif rentan mengalami susah tidur malam.

“Aktivitas fisik dan kualitas tidur sangat saling memengaruhi. Selain itu, juga berkaitan dengan masa pertumbuhan anak,” jelas Hauck.

Dia menambahkan, kaitan antara aktivitas bayi dan tidur malam muncul semenjak usia anak di bawah satu tahun yang dianggap sebagai periode krusial dalam kehidupan pertumbuhan anak.

Penelitian Hauck memusatkan fokus pada efek samping aktivitas fisik, seperti misalnya waktu makan, yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan bayi.

Pada saat makan, kata Hauck, merupakan waktu yang tepat untuk memerhatikan dan meningkatkan pertumbuhan kemampuan motorik bayi.

“Meskipun kami tak memiliki bukti yang menguatkan bahwa waktu makan secara langsung memengaruhi kualitas tidur baik. Namun, waktu makan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan berat badan yang sehat,” ujar Hauck.

Dia menganjurkan agar para orang tua memberikan lebih banyak kegiatan fisik saat waktu makan bayi supaya mereka tertidur lebih lelap di malam hari.

Kesimpulan yang diuraikan Hauck adalah hasil dari penelitian terhadap 22 bayi enam bulan yang sehat. Tim peneliti memantau tingkat aktivitas fisik dan tidur bayi selama 24 jam. Mereka juga mengukur berat dan panjang bayi.

“Bayi yang kurang tidur secara keseluruhan dalam 24 jam memiliki jumlah waktu tidur malam paling sedikit. Mereka secara signifikan kurang aktif pada siang hari,” ungkapnya.

Dia juga menunjukkan bahwa bayi yang tidur lebih dari 12 jam dalam sehari memiliki skor berat badan yang lebih baik, yakni sekitar 53 persen, dibandingkan bayi yang tidur kurang dari 12 jam.

“Orang tua sebaiknya usahakan agar bayi tidur selama 12 jam. Prioritaskan untuk menciptakan rutinitas tidur dan konsisten,” imbuhnya.

Namun, jika si kecil lebih sering terjaga saat malam hari, tingkatkan kegiatan fisik bayi menjadi lebih aktif kala siang. Perhatikan juga kualitas makanan yang dikonsumsi oleh buah hati Anda.

Dr. Erin Flynn-Evans, seorang pemimpin riset di NASA Ames Research Centre Fatigue Countermeasures Laboratory, menuliskan bahwa pola tidur bayi secara alamiah berubah setiap tiga sampai empat bulan sekali.

Dia menyarankan agar para ibu jangan berharap pola tidur bayi sebagai sesuatu yang konstan karena yang terjadi adalah hal yang dinamis.

“Bayi Anda akan mengalami berbagai jenis tahapan tidur, mengikuti urutan yang dapat diprediksi, biasanya 60-90 menit pada malam hari. Lalu, bayi akan bangun dalam waktu singkat. Bangun singkat ini bisa menjadi masalah besar,” urai Flynn-Evans.

Bangun singkat, kata Flynn-Evans, sebenarnya merupakan refleks waspada bayi terhadap lingkungan sekitarnya, apakah dia baik-baik saja, apakah dia merasa nyaman.

Hal ini sering terjadi terutama ketika bayi yang tidur dalam pelukan Anda dipindahkan ke dalam keranjang atau kasur bayi.

Peneliti di Stanford’s Children Health menyarankan agar bayi tidur lebih baik di malam hari, orang tua harus menciptakan pola dan ritual.

Mereka menyarankan agar jangan membiasakan bayi tertidur dalam pelukan dan gendongan. Pasalnya, kebiasaan ini bisa menimbulkan kesulitan pada buah hati Anda kala dipindahkan tidur ke kasur dan tidur mandiri ketika mereka tumbuh besar. []

Advertisement
Advertisement