April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Suka Minum Minuman Bersoda ? Waspada Kanker Empedu

3 min read

ApakabarOnline.com – Banyak orang yang menyukai minuman bersoda tatkala sebagai cairan untuk menghilangkan rasa haus. Ternyata di balik rasa minuman bersoda yang enak, ada bahaya yang mengintai.

Seperti diwartakan oleh Reuters Health, menurut penelitian yang dilakukan di Swedia, orang yang minum banyak air soda atau minuman manis lainnya mempunyai risiko terkena kanker kandung empedu dan saluran empedu di sekitar hati.

Selama ini orang belum mengetahui penyebab tumor saluran empedu dan kandung empedu, namun bukti-bukti yang berkembang menunjukkan bahwa obesitas dan juga meningkatnya kadar gula darah sebagai tanda adanya diabetes mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker kandung empedu.

Susanna Larsson dari Karolinska Institute di Swedia mengatakan karena minuman bersoda dan minuman manis lainnya telah dihubungkan dengan naiknya kadar gula darah dan meningkatnya bobot tubuh, para peneliti bertanya-tanya mungkinkah minuman-minuman ini mungkin juga memainkan peran dalam berkembangnya kanker kandung empedu.

Untuk menyelidiki kemungkinan ini, para peneliti menganalisis data survei ihwal kebiasaan makan dan minum lebih dari 70.000 orang dewasa dan mengikutinya selama lebih dari 13 tahun untuk melihat apakah kanker berhasil didiagnosis.

Selama penelitian berlangsung, hanya ada 150 orang yang menderita kanker saluran empedu dan kanker kandung empedu.

Namun studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute itu mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan semua orang yang menghindari minum minuman berpemanis, orang-orang yang mengonsumsi dua atau lebih minuman jus atau soda dalam sehari, termasuk soda berpemanis buatan, ternyata risiko berkembangnya tumor kandung empedu meningkat dua kali lipat dan risiko mendapatkan kanker saluran empedu meningkat 79 persen lebih tinggi.

“Konsumsi soda secara tidak konsisten telah dihubungkan dengan risiko kanker saluran empedu (terungkap dalam satu studi) dan kanker jenis lainnya dalam studi-studi sebelumnya,” ujar Larsson.

Studi mutakhir ini, menurut Larsson, merupakan “studi pertama yang menunjukkan adanya hubungan kuat antara konsumsi minuman berpemanis, seperti soda, dan risiko kanker saluran empedu.”

Pada bagian awal studi, para peserta penelitian mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan dan minum yang mengungkapkan berapa gelas soda dan minuman jus yang mereka konsumsi pada pekan lalu dan bagaimana kebiasaan mereka mengonsumsi minuman-minuman itu tahun lalu.

Ketika para peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan itu pada 1997, rata-rata usia mereka adalah 61 tahun. Sekitar setengah dari mereka kelebihan berat badan dan kira-kira 25 persen adalah perokok.

Para peneliti memisahkan orang-orang yang pernah didiagnosis kanker atau mempunyai riwayat diabetes.

Orang-orang yang minum dua gelas atau lebih soda atau minuman berpemanis dalam sehari cenderung kelebihan berat badan dan mengonsumsi makanan tinggi kalori dengan lebih banyak gula dan karbohidrat dan lebih sedikit protein dan lemak.

Meningkatnya risiko tumor kandung empedu dan saluran empedu berlanjut meskipun para peneliti mempertimbangkan apakah para peserta penelitian kelebihan berat badan atau tidak.

Karena sifat penelitian ini adalah observasional, temuan ini tidak membuktikan bahwa soda dan minuman manis menyebabkan kanker.

Peneliti memberikan catatan bahwa mungkin saja karena para peneliti hanya mempunyai data ihwal kebiasaan minum pada awal studi, temuan ini kemungkinan bisa dipengaruhi oleh perubahan mengonsumsi minuman dari waktu ke waktu.

Dr. Margo Denke, seorang mantan peneliti di University of Texas Southwestern Medical School di Dallas yang tidak terlibat dalam penelitian ini memberikan komentar. Menurut Denke, para peneliti juga tidak mempunyai data yang tepat untuk menilai seberapa sering minuman yang dipilih orang-orang itu adalah soda.

Meski demikian, “studi ini mengungkapkan adanya lebih dari sekadar hubungan yang masuk akal; terjadinya kanker empedu dan kandung empedu memang lebih tinggi pada orang-orang yang mengonsumsi soda dan jus lebih banyak,” kata Denke.

Alasan yang tepat bagi hubungan antara soda dan kanker-kanker ini mungkin belum nyata, namun, seperti dikatakan oleh Dr. Igor Astsaturov, ahli onkologi dari Fox Chase Cancer Center di Philadelphia, pesan bagi konsumen sudah jelas.

“Nyata bahwa temuan ini sekali lagi merupakan sinyal bahwa gaya hidup sehat merupakan kunci bagi hidup bebas kanker. Tanpa memandang kasus ini, sebenarnya mudah bagi kita untuk menghilangkan rasa haus dengan minum air saja agar tetap bugar dan sehat,” ujar Astsaturov. []

Advertisement
Advertisement