April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

WHO : Resiko Coronavirus yang Mematikan Semakin Meluas dan Semakin Tinggi

2 min read

HONG KONG – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (27/01/2020) lalu, mengakui ada kesalahan dalam penilaian risiko virus corona baru asal China yang mematikan.

Kesalahan ini terdapat dalam catatan kaki laporan WHO pada Kamis, Jumat, dan Sabtu pekan lalu. WHO menilai, risiko global akibat virus corona di China tergolong sedang.

Sedang pada Minggu (26/01/2020) malam, dalam laporan situasi terbaru, badan PBB yang berbasis di Jenewa tersebut mengatakan, risiko virus corona baru sangat tinggi di China.

Sementara risiko virus corona baru di tingkat regional dan global, WHO mengungkapkan, dalam status tinggi. Tapi, koreksi penilaian risiko global bukan berarti keadaan darurat kesehatan internasional berlaku.

Pada Kamis (23/01/2020), WHO menyatakan, virus corona belum sebagai “darurat kesehatan masyarakat” yang menjadi perhatian internasional. Status langka itu yang hanya WHO gunakan untuk wabah terburuk yang bisa memicu tindakan global.

Virus corona baru pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, pada 31 Desember lalu, yang kini telah menginfeksi lebih dari 5 ribu orang di seluruh dunia dan menewaskan 132  lainnya di negeri tembok raksasa.

Melansir ScienceAlert, kesalahan penilaian WHO tersebut “cukup fatal”. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat ini sedang berada di China untuk membahas cara-cara mengatasi wabah.

Menurut Tedros, darurat kesehatan masyarakat internasional bisa WHO putuskan setiap saat. “Ini darurat di China, tetapi belum menjadi darurat kesehatan global. Ini mungkin belum menjadi satu,” katanya.

Tapi, Tedros menegaskan, WHO sekarang sudah menilai risiko dari wabah virus corona baru sangat tinggi, baik di China, tingkat regional, maupun level global.

Kategori yang WHO gunakan untuk mengevaluasi risiko global atas sebuah wabah mencakup tingkat keparahan, penyebaran, dan kapasitas untuk mengatasinya.

Kritikus sudah beberapa kali mengkritik susunan kata dan pendekatan yang WHO lakukan terhadap kasus wabah. Penggunaan istilah yang lambat atau terlalu terburu-buru pertama kali WHO pakai untuk pandemi flu babi H1N1 2009 yang mematikan.

Selama wabah itu, WHO mendapat hujan kritik karena memicu kepanikan untuk membeli vaksin dengan pengumuman bahwa tahun itu wabah telah mencapai proporsi pandemik.

Pada 2014, WHO juga memperoleh kritik keras karena mengecilkan parahnya epidemi Ebola yang menghancurkan tiga negara Afrika Barat, dan menginfeksi lebih dari 11.300 jiwa. []

Advertisement
Advertisement