April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

7 Pekerjaan Beresiko Yang Biasa Dikerjakan Domestic Worker Asing Di Hong Kong

3 min read

Sebagian besar pekerja migran asing di Hong Kong merupakan Domestic Worker. Seiring dengan berjalannya waktu, kelompok ini menjadi bagian tetap dari grafik demografi kota kota di Hong Kong menjadi angkatan kerja yang populasinya semakin bertambah.

Dinamika yang terjadi, terbangun ketergantungan pada penduduk Hong Kong terhadap peren mereka yang datang dari negara-negara tertentu untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika kondisional di masyarakat Hong Kong, pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang dalam kontrak kerjanya tertera sebagai domestic worker, seringkali mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bukan dabian dari kontrak tersebut. Bahkan, seringkali apa yang ditugaskan majikan dan tidak mampu ditolak oleh seorang domestic worker merupakan pekerjaan pekerjaan profesional diluar domestic worker.

Pekerjaan apa sajakah itu ? Edouard Muller, seorang pengusaha Prancis yang bekerja di Hive Sai Kung menemukan 7 jenis pekerjaan ini sering dikerjakan oleh seorang domestic worker. 7 jenis pekerjaan tersebut adalah :

 

  1. Merawat orang sakit dan cacat

Menurut Muller, pekerjaan ini mungkin adalah tugas yang paling sering diabaikan yang melibatkan beberapa majikan akan risiko dan ancaman kepada pekerja rumah tangga. Ketika pemilik rumah meninggalkan anggota keluarganya yang cacat ke pembantu rumah tangga atau staf rumah tangga, mereka perlu ekstra hati-hati terhadap tugas mereka dalam merawat orang tersebut, karena kelalaian apapun dapat menyebabkan konsekuensi bencana seperti kecelakaan atau gangguan kesehatan.

 

  1. Mengangkat dan membawa barang-barang dengan berat berlebihan serta merawat lansia

Ini adalah keluhan umum yang dikutip oleh pembantu rumah tangga yang datang ke Hong Kong dari negara-negara tetangga. Seringkali pekerja migran dipaksa untuk mengangkat barang-barang kelas berat seperti peralatan rumah tangga yang besar dan kadang sambil membawa lansia.

Resiko yang paling kelihatan adalah resiko terluka, baik pada si PRT maupun pada si lansia yang disuruh menanganinya.

Urusan merawat lansia, sebenarnya merupakan profesi dari seorang caregiver yang ditunjang dengan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang mengurusi lansia.

 

  1. Mengerjakan pekerjaan di tempat kerja majikan

Ketika seorang majikan yang memiliki usaha seperti toko, atau berjualanatau usaha lainnya, kemudian melibatkan PRT nya untuk membantu mengurusi pekerjaannya yang diluar urusan pekerjaan rumah tangga, sebenarnya majikan seperti ini telah melanggar ketentuan pemerintah akan batasan visa kerja seorang PRT asing.

 

  1. Merawat Anak Hiperaktif

Kasus ini sering menjadi kontroversi. Antara cukup diasuh oleh seorang PRT saja, atau dibawah pengawasan seorang psikolog.

Jika melihat kondisi anak yang tidak biasanya (hiperaktif) kondisi ini semestinya masuk dalam kondisi khusus, dimana si anak mendapat pengasuhan khusus dari orang yang profesional menangani anak hiperaktif.

 

  1. Merawat Hewan Peliharaan

Di rumah tangga-rumah tangga tertentu, banyak PRT yang diberi tugas untuk merawat hewan peliharaan. Hal ini memiliki resiko baik kepada si hewan maupun kepada PRT nya sebab pada umumnya, mereka tidak dibekali dengan pengetahuan dan dilatih dengan kemampuan merawat hewan.

Banyak kasus, PRT terluka akibat hewan peliharaan, dan sebaliknya, banyak pula heean peliharaan yang sakit, bahkan mati karena salah asuhan.

 

  1. Dioper bekerja ke rumah lainnya

Dalam banyak kasus, seorang PRT yang saat majikannya pergi berlibur, mereka memanfaatkan PRTnya untuk dioper bekerja di rumah kerabatnya misalnya, dengan mengalihkan beban pembayaran kompensasi kepada rumah tangga yang menerimanya selama ditinggal liburan

 

  1. Melakukan pekerjaan rumah berbahaya yang menjadi bagian dari pekerjaan profesional lain

Kasus paling sering terjadi, seorang PRT diminta majikannya untuk membenarkan sambungan kabel listrik, yyang sebenarnya ini merupakan tugas mekanik elektrik, membenahi kerusakan instalasi air, hingga membersihkan permukaan luar jendela.

Muller melihat, ketujuh hal tersebut merupakan bentuk pekerjaan yang meskipun menekan dan membahayakan, diduga langtaran kepatuhan seorang PRT terhadap majikannya, hingga mereka mengabaikan resiko yang mengancam keselamatan. Muller menyarankan, jika seorang PRT mengalami di tugaskan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan demikian, sebaiknya agar waspada, harus punya batasan – batasan toleransi, dimana keetika pekerjaan tersebut sudah benar-benar diluar batasan yang dibuat dan benar-benar membahayakan baik keselamatan maupun resiko hukum, PRT harus berani menolaknya. [Asa/Muller]

 

Advertisement
Advertisement