November 11, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Awalnya Menjadi Korban Penipuan Job Bodong, Sesampai di Hong Kong dan Makau, Erwin Mencari Pulihan Hingga Menyetrum Lima PMI Hingga Hamil

3 min read

HONG KONG – Situasi sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia membuat banyak warga +62 melangkahkan kaki merantu ke luar negeri. Banyak dari mereka yang saat menjadi pekerja migran mendapat berbagai peruntungan, namun tak jarang pula mereka yang telah sampai di negara penempatan justru menjadi korban penipuan.

Seperti yang dialami oleh Erwin, berdasarkan paspornya berusia 34 berasal dari Salatiga Jawa Tengah ini.

Dituturkan oleh Celia, Koresponden ApakabarOnline di Makau, Erwin awalnya mendarat di Hong Kong dengan visa turis atas arahan seseorang yang mengaku sebagai agen penyalur di Hon Kong atas nama Yanti.

Kepada Yanti, Erwin terlebih dahulu mentransfer sejumlah uang ke sebuah rekening dengan jumlah tertentu dengan alasan untuk biasa proses mendapatkan job di Hong Kong sebagai biaya proses.

Atas arahan Yanti, sesampai di Hong Kong pada Juli 2024, Erwin dijemput oleh seorang perempuan yang disebut bernama Ratna, yang merupakan staf Yanti.

“Katanya waktu menjemput Erwin di Bandara Hong Kong, Ratna mengenakan topi dan masker, kemudian mengarahkan Erwin untuk menumpangi sebuah bus dan nanti diminta turun di Causeway Bay” tutur Chelia.

Dus, sesampai di Causeway Bay, kejanggalan mulai dirasakan Erwin, lantaran Erwin kembali dihubungi Ratna agar menumpan bus ke Yuen Long saat itu juga.

Beruntung Erwin bertemu dengan seorang PMI yang membantu Erwin mendampingi hingga Yuen Long hingga Erwin tidak merasa kebingungan. Sesampai di Yuen Long, Erwin putus kontak dengan Ratna, hilang dan tidak pernah lagi bisa dihubungi.

Di Yuen Long, Erwin sempat terlantar, sampai saat berada di taman Pagoda, dirinya bertemu dengan sesama PMI hingga dibantu mencari tempat menginap alias kos kosan sambil menunggu perkembangan.

Uang yang dibawa Erwin pun habis dalam tiga hari pertama, hingga dia dibantu oleh seseorang PMI yang stay out di Yuen Long hingga mendapat tempat tinggal dan makan.

Simpatipun berdatangan, beberapa PMI secara ergantian membantu Erwin, memberikan sejumlah uang, hingga menemani jalan jalan.

Hingga 2 minggu lamanya berada di Yuen Long, akhirnya berdasarkan sebuah informasi, Erwin nekat pergi ke Makau untuk mencoba peruntungan.

Pertimbangannya, selama ini Erwin telah mengeluarkan biaya besar hingga bisa terbang ke Hong Kong.

“Kalau tidak salah, Erwin ini telah mengeluarkan biaya 40-an juta rupiah untuk bisa terbang ke Hong Kong dari hasil menguras tabungan, menjual perhiasan dan menjual kendaraan” tutur Chelia.

Sampai di Makau, Erwin langsung adayang membantu mencari tempat tinggal sambil menunggu mendapat pekerjaan. Bekal uang santunan dari beberapa PMI di Yuen Long bisa menjadi pegangan dan modal awal Erwin bertahan di Makau.

Tak hanya itu, sesampai di Makau, beberapa PMI di Makau pun bersimpati membantu Erwin dengan memberikan bantuan diantaranya uang.

Dus, dari sisi keuangan, saat itu Erwin berada di posisi aman. Secara bergantian, beberapa PMI di Makau juga menemani Erwin mencari pekerjaan dan jalan jalan. Hingga Erwin mendapat pekerjaan di sebuah jasa Loundry di Makau.

Masalah mulai muncul, saat memasuki bulan September, dua PMI di Hong Kong dan tiga PMI di Makau yang pernah menemani Erwin rupanya hamil.

“Jadi selama Erwin ditemani dan dibantu, dia juga berbuat (menyetrum) dengan mbak-mbak yang membantunya. “tutur Chelia.

Hal tersebut terungkap, pada bulan September, dua PMI Hong Kong dalam waktu yang tidak bersamaan datang ke Makau melabrak Erwin meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya.

Rupanya, selain menenami, sejak kali pertama bertemu Erwin, dua PMI di Yuen Long tersebut juga rutin memberi jatah uang ke Erwin yang dalam waktu singkat telah menyatakan cintanya pada mbak PMI.

“Namanya jarang mendapat sentuhan, tentu dengan kedatangan Erwin, dua mbak-mbak TKW itu ya bahagia dong merasa dicintai Erwin, luluh semua pertahanannya, sampai rontok duitnya” tutur Chelia.

Sementara, di Makau, masalah yang sama juga muncul, dimana 3 orang PMI mengalami hal yang sama.

“Kalau korban yang di Makau ini salah satunya adalah sahabat saya” terang Chelia.

Erwin menjadi target pencarian, setelah dia tiba tiba menghilang dari kos kosannya pada awal Oktober 2024.

“Tak ada yang mengetahui, kini dia (Erwin) ada dimana, yang pasti, kedatangan Erwin ibarat peribahasa Jawa, ditulung malan menthung” pungkas Chelia.

Melalui ApakabarOnline, Chelia berharap Erwin bersikap kesatria, menyelesaikan masalahnya dengan lima PMI yang saat ini tengah mengandung janin dari hasil perbuatannya.

Sementara itu, nomor yang disebut merupakan nomor Erwin yang diketahui oleh sahabat Chelia, hingga saat ini tidak bias dihubungi dan tidak aktif sejak 2 Oktober 2024.

Chelia menduga, terbuka kemungkinan, bukan hanya lima PMI itu saja yang menjadi korban Erwin, bisa saja ada PMI lain namun tidak mengungkapkan ke permukaan.  []

 

Advertisement
Advertisement