September 8, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bertahan, Hong Kong dan Taiwan Menjadi Tujuan Favorit CPMI Asal Malang

2 min read
Kepala Disnaker Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo (Foto Istimewa)

Kepala Disnaker Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo (Foto Istimewa)

MALANG – Kabupaten Malang masih menjadi salah satu kantong pekerja migran. Peminat pekerja migran masih sangat tinggi. Terutama untuk pekerja informal. Hongkong dan Taiwan menjadi dua negara sebagai tujuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Malang.

Data Dinas Tenaga kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, sebanyak 1.538 orang menjadi pekerja di Hongkong tahun 2022. Sementara lainnya, 1.182 orang ke Taiwan, disusul Singapura 115 orang, Malaysia 112 orang, Saudi Arabia 32 orang, Polandia 22 orang dan Brunai Darussalam 11 orang.

“Jumlah pekerja migran Kabupaten Malang tahun 2022, mencapai 2.671 orang. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.353 orang,” kata Kepala Disnaker Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo.

Rata-rata, disebutnya, mereka banyak bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

“Kebanyakan pekerja informal tertinggi di Hongkong dan Taiwan. Alasannya karena gaji tinggi, serta pemahaman bahasa bisa dilakukan selama tiga sampai enam bulan. Lebih mudah pula beradaptasi. Meski sebagai orang awam, tidak sulit,” ujar Yoyok, kemarin (28/04/2023).

Selain alasan gaji dan kemudahan adaptasi, beberapa jaminan untuk pekerja juga lebih baik. Termasuk untuk kecelakaan kerja, kesehatan dan hari libur.

“Jaminan kecelakaan kerja juga ada, mereka merasa terlindungi dan ada hari libur yang cukup. Biasanya beberapa negara, seperti di Arab Saudi statusnya masih ditutup, masuknya PMI pun tidak ada jaminan dan gajinya lebih kecil,” ungkapnya.

Menurut dia, setiap tahun pasti ada kenaikan untuk PMI ke Taiwan dan Hongkong. PMI Kabupaten Malang, lanjut Yoyok, lebih disukai di Hongkong dan Taiwan, khususnya karena PMI asal Kabupaten Malang berbeda dengan negara lain dalam hal perilaku dan etos kerja, seperti melakukan pekerjaan lebih cepat.

Dalam hal perlakuan terhadap pekerja, dua negara tersebut bisa memperlakukan dengan baik.

“Bekerja dengan PMI Kabupaten Malang, mereka merasa humanis. Ada ikatan batin yang kuat. Selain itu regulasi juga semakin diperjelas. Sehingga mereka bisa lebih tenang, dan hari libur mereka bisa kembali pulang,” tutupnya. []

Advertisement
Advertisement