Data Kementrian BUMN, PMI Sumbang Devisa 130 Triliun Dalam Setahun
JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumbangan devisa negara dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai Rp 130 triliun pada 2021.Sekretaris Kementerian BUMN, Susyanto bahkan menyebutkan, kalau nilai tersebut hanya kalah dari devisa yang diberikan oleh sektor minyak dan gas.
“Kami berharap penjual yang memiliki toko dan restoran diharapkan bisa terus berkembang, seperti Pecinan yang ada di banyak negara maju. Kami berharap Indonesia seperti itu dengan menjual barang dan mengenalkan produk dari Indonesia,” kata Susayanto,dalam Webinar BNI Global Diaspora Week, Rabu (27/04/2022).
Setidaknya ada 8 juta warga Indonesia yang tersebar di Seluruh Negeri. Menurut Susyanto angka tersebut cukup besar dan masih bisa digali.
“Saya rasa potensi ini bisa digali terus-menerus, dengan mereka tumbuh besar akan berinteraksi dan dana PMI ke dalam negeri cukup besar juga,” tegas Susyanto.
Pemerintah, lanjut Susyanto, saat ini terus bekerja sama, terutama dengan Kementerian Luar Negeri, agar lebih rinci soal jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Susyanto bahkan menyebutkan sudah ada MoU dengan Kemenlu.
“Ke depan kami berharap ada Indonesia Incorporated, dalam satu gedung di berbagai belahan ada dunia yang menjual produk Indonesia, itu harapannya,” tukas Susyanto.
Dalam kesempatan yang sama,Direktur Bisnis UMKMPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk(BBNI) Muhammad Iqbal mengungkapkan perlunya pemetaan jumlah diaspora dan potensinya terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, hingga saat ini belum ada data pasti berapa jumlah diaspora di seluruh dunia, beberapa riset menyebutkan 8-15 juta orang.
“Ini sangat bagus potensinya untuk ekonomi Indonesia, misalnya remitansi yang bisa dikirim. Kemudian kekuatan diplomasi dari para diaspora yang berkarya di mancanegara,” kata Iqbal.
Dengan melakukan pemetaan maka bisa dilakukan profiling dan menghadirkan program yang lebih tepat dan sesuai target tipe diaspora. Saat ini BNI melayani di enam negara, dengan potensi pasar 600 ribu orang.[]