Hamil, PRT Asing yang Cuti Melahirkan Dipaksa “Live-In” dengan Majikan Menggugat

HONG KONG – Kejadian, PRT asing di Hong Kong hamil, kemudian melahirkan sudah berkali-kali terjadi. Namun berkaitan dengan keberadaan PRT asing yang hamil, hingga kini masih sering menjadi perdebatan terkait dengan kebijakan yang mengatur hak dan kewajibannya.

Seperti yang terjadi pada seorang PRT asing bernama Yvette Dingle Fernandez. Dingle oleh majikannya dipaksa oleh majikannya untuk tetap “live – in” bersama bayi yang dilahirkannya, sedangkan dirinya tidak menginginkan hal tersebut dengan beberapa alasan.

Melalui pengacaranya Kay Chan, Dingle mengajukan gugatan hukum kepada pemerintah Hong Kong terkait dengan aturan yang memaksanya tersebut.

Mengutip SCMP, alasan mewajibkan untuk “live-in” pada seluruh PRT asing terkait dengan perlindungan terhadap PRT asing yang bersangkutan.

Namun, di High Courts Hong Kong, Chan menyatakan bahwa pemerintah telah salah mempersepsikan makna dari perlindungan, dimana seorang PRT asing juga memiliki hak cuti yang dilindungi secara hukum.

Jika tetap “live-in”, Chan berpendapat, hak cuti seorang PRT tidak bisa dijamin pemenuhannya. Pasalnya, bagaimana jika pada jam-jam tertentu, majikan tetap memanggil PRT asing yang sedang cuti untuk urusan atau pekerjaan tertentu.

Chan menegaskan, seorang PRT asing tetap berhak untuk cuti dan tinggal diluar untuk melahirkan. Namun kenyataannya selama ini, menurut Chan ada sebuah konsekwensi besar, jika memilih untuk tinggal diluar, terkait dengan pengajuan aplikasi visa selanjutnya.

Dalam klarifikasinya, Hakim Anderson Chow Ka-ming mempertanyakan, jika permohonan peninjauan tersebut karena telah ada kesalahpahaman atau salah dalam memahami, akan menjadi tindakan yang mengundang bahaya besar jika gugatan tersebut dikabulkan.

Berbahaya untuk diri PRT asing yang bersangkutan terutama. []

Sumber SCMP