April 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Menurut Ahli, Begini Sebab Virus Corona Bermutasi

2 min read

JAKARTA –  Virus Corona sudah bermutasi menjadi sejumlah varian, dan yang terbaru adalah Omicron dan varian siluman. Namun, terkait penyebab banyaknya muncul varian virus Corona ini akhirnya diungkap oleh peneliti

Peneliti penyakit menular Sebastian Duchene dari Institut Peter Doherty untuk Infeksi dan Kekebalan di Australia menyebut virus biasanya cenderung bermutasi dengan kecepatan relatif konstan. Ia mengungkapkan mungkin membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk memunculkan varian virus baru. Hal ini lah yang tidak terlihat pada virus Covid-19.

“Varian Delta, misalnya, muncul hanya dalam enam minggu dari bentuk leluhurnya,” kata Duchene, seperti dikutip dari Science Alert.

Dalam sebuah studi baru, Duchene dan rekan peneliti berusaha menyelidiki penyebab virus bisa bermutasi dengan cepat, dengan menganalisis data urutan genom SARS-CoV-2, pada empat varian yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Para peneliti kemudian mengeluarkan makalah mereka yang dipimpin penulis pertama John Tay, seorang peneliti bioinformatika di Doherty Institute.

Menurut tim, rahasia percepatan mutasi virus bukanlah fenomena yang konstan atau berkelanjutan. Percepatan ini tampaknya terjadi sementara dalam evolusi virus, sesaat sebelum varian itu muncul.

“Kami menemukan bukti kuat bahwa episodik, bukannya jangka panjang,” tulis tim tersebut.

Peneliti belum sepenuhnya yakin, tapi mereka menyebut kemunculan varian-varian baru didorong seleksi alam. Faktor relevan lainnya dapat mencakup terjadi infeksi pada populasi yang tidak divaksinasi sehingga virus bisa menyebar dan berkembang lebih mudah.

Kemudian ada infeksi pada individu tertentu, seperti pasien dengan gangguan sistem kekebalan, yang dapat menyebabkan perubahan dinamika virus.

Meskipun masih banyak yang belum sepenuhnya dipahami tentang faktor pemicu begitu banyak mutasi cepat pada SARS-CoV-2, peneliti menyebut penting untuk terus memantau genomik virus.

Dengan melakukan tersebut, maka umat manusia bisa menghentikan gelombang selanjutnya.

“Bayangkan jika Anda dapat mendeteksi Omicron pada beberapa pasien pertama – jika Anda dapat mencegah penyebarannya dari sana, maka kita tidak akan berada dalam situasi seperti sekarang ini,” kata Duchene kepada The Sydney Morning Herald. []

Advertisement
Advertisement