Meski Sering Disebut Penuh “Tikungan Tajam”, Hong Kong dan Taiwan Menjadi Negara Favorit Tujuan Warga Banyuwangi Menjadi Pekerja Migran
SURABAYA – Taiwan dan Hongkong menjadi negara favorit bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi.
Bagaimana tidak, data terbaru yang tercatat di Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, dua negara itu paling mendominasi.
Data P4MI Banyuwangi mulai Januari hingga 5 Juni 2024 tercatat ada 485 PMI asal Banyuwangi yang telah diberangkatkan ke negara penempatan.
Rinciannya, sebanyak 153 PMI asal Banyuwangi bekerja di Taiwan, dan 115 warga bekerja di Hongkong. Sisanya tersebar di Jepang 65 orang, Korea Selatan 29 orang.
“Ada juga yang bekerja di Singapura dan Malaysia. Tapi peminatnya sedikit,” kata Koordinator P4MI Banyuwangi, Fery Meryanto, Kamis (6/6/2024).
Taiwan dan Hongkong dipilih karena dinilai menawarkan peluang kerja yang dirasa lebih baik, serta peluang gaji yang kompetitif.
Di negara penempatan, kata Fery, tenaga PMI asal Banyuwangi ini beragam pekerjaannya. Ada yang menjadi tenaga kerja formal dan tenaga kerja informal.
Untuk tenaga informal, PMI ini bekerja ke perorangan. Sedangkan formal mereka bekerja untuk perusahaan atau lembaga.
“Tenaga formal ini seperti di pabrik, manufaktur, dan panti jompo. Sedangkan informal mereka yang bekerja sebagai asisten rumah tangga, dan merawat orang tua dari perorangan,” jelasnya.
Fery menyebut, dari 485 warga Banyuwangi yang telah diberangkatkan ke negara penempatan antara pekerja formal dan informal seimbang.
“Untuk tenaga formal PMI asal Banyuwangi ada 240 orang, sisanya informal 245 orang,” bebernya.
Trend PMI asal Banyuwangi bekerja di bidang formal mengalami peningkatan di awal pertengahan tahun 2024 ini.
Jika dibandingkan tahun lalu, PMI asal Banyuwangi yang menjadi tenaga informal mencapai 1.200 orang, sedangkan tenaga formalnya mencapai 666 orang.
Menurut Fery, seluruh PMI yang bekerja di luar negeri sebelumnya telah dilakukan pembelakan baik melalui P4MI maupun perusahaan yang menaunginya.
“Namanya itu orientasi pra pemberangkatan, sehingga mereka benar-benar siap jadi tenaga kerja di luar negeri,” tandasnya. []
Sumber Suara Indonesia